Update Corona di DI Yogyakarta
Jumlah Pasien Klaster Pabrik Tahu di Sleman Bertambah, Jadi 12 Orang
Jumlah pasien positif Covid-19 yang terhubung dengan klaster pabrik tahu di Somodaran, Kalurahan Banyuraden, Gamping, Sleman bertambah.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Jumlah pasien positif Coronavirus Disease-2019 ( Covid-19 ) yang terhubung dengan klaster pabrik tahu di Somodaran, Kalurahan Banyuraden, Gamping, Sleman bertambah.
Setelah dilakukan tracing (pelacakan), didapati ada dua orang lagi dinyatakan positif.
"Sebaran klaster (pabrik) tahu di Somodaran dari kemarin awal kita mendapatkan 10 orang positif. Kita lakukan tracing dan kita mendapatkan lagi dua orang, sehingga total ada 12 orang yang positif," kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama, Jumat (12/11/2021)
Cahya mengatakan, dua orang yang didapati positif tersebut merupakan hasil tracing lanjutan.
Dua orang itu merupakan pekerja dari pabrik tahu tersebut yang berasal dari Kulon Progo.
Baca juga: BREAKING NEWS : Klaster Pabrik Tahu Muncul di Sleman, 10 Orang Positif Covid-19
"Tambahan dua orang itu merupakan hasil tracing. Kalau nggak salah pekerjanya (pabrik tahu). Rumahnya di kulon Progo," kata dia.
Sebagimana diketahui, klaster penularan Coronavirus Disease-2019 (covid-19) kembali muncul di Kabupaten Sleman.
Kali ini muncul klaster dari pabrik tahu di wilayah Somodaran, Kalurahan Banyuraden, Gamping.
Lurah Banyuraden, Gamping, Sudarisman menceritakan, penularan Covid-19 yang muncul di sebuah pabrik tahu rumahan di wilayah Somodaran ini mulai terdeteksi tiga hari lalu.
Awalnya ada orang yang tidak enak badan. Kemudian periksa dan dinyatakan positif.
Puskemas Gamping II lalu melakukan tracing (pelacakan) dan didapati ada 10 orang yang dinyatakan positif Covid-19.
"Sekarang sudah diisolasi dan dilakukan pengetatan. Segala kebutuhan logistik telah dijamin sama satgas dan lingkungan setempat," kata Sudarisman, Jumat (12/10/2021).
Baca juga: UPDATE Covid-19 DI Yogyakarta 11 November 2021: Tambah 34 Kasus Baru, Total jadi 156.269 Kasus
Menurut dia, ke-10 orang yang dinyatakan positif itu, terdiri dari 3 Kepala Keluarga (KK).
Mereka adalah pemilik pabrik beserta karyawan, dan tinggal dalam satu rumah.
Satu di antara sepuluh orang tersebut adalah warga Kulon Progo.
Sudarisman tidak mengetahui secara pasti sumber penularan.
Sebab, aktivitas warganya tersebut menyuplai tahu ke mana-mana.
Saat ini warga yang positif sudah menjalani Isolasi mandiri dalam satu rumah.
Mereka terdiri dari 3 anak-anak, satu ibu hamil dan lainnya orang dewasa.
Sudarisman mengatakan, warganya yang positif itu sempat dibujuk agar melakukan isolasi di selter terpadu (Isoter) namun menolak.
"Pak Panewu, Pak Kapolsek sudah merayu untuk dibawa ke selter. Tapi tidak mau. Mintanya Isoman tapi yang penting ketat. Dipantau satgas RT, Padukuhan, dan Kalurahan," kata dia.
Baca juga: Buntut Munculnya Klaster Baru Covid-19 di Sekolah Yogyakarta
Prihatin
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menyampaikan rasa keprihatinan dengan munculnya klaster penularan Covid-19 dari pabrik tahu di wilayah Banyuraden, Gamping, Sleman.
Sebab, kata dia, Pemkab Sleman saat ini dengan pelbagai cara terus berupaya agar bisa menurunkan penyebaran virus Covid-19 di wilayahnya.
"Tentu ini menjadi keprihatinan bersama. Di saat kita sudah berhasil menurunkan level (PPKM), tetapi justru mulai muncul klaster-klaster baru yang tidak kita inginkan," kata Kustini.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan.
Meskipun, sudah mendapat vaksinasi Covid-19.
"Meskipun udah divaksin, tapi kalau prokes-nya kendor hanya akan jadi sia-sia. Makanya, saya selalu sampaikan patuhi prokes, prokes prokes di setiap kesempatan bertemu masyarakat," kata dia.
Prokes harus ditegakkan.
Sebab, hanya dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, maka penularan Covid-19 di masyarakat dapat semakin ditekan dan tidak terjadi peningkatan kasus.
Ia menegaskan bahwa pandemi Corona hingga kini belum berakhir.
"Sedari awal saya sampaikan, jangan euforia. Sekali kita lengah, virus covid-19 ini akan kembali menular dan bisa menyebabkan dampak yang sangat luas. Tidak hanya pada aspek kesehatan saja, tetapi sampai ke kegiatan sosial dan perekonomian," ujar dia.( Tribunjogja.com )