3 Cara Mengingat Kematian dalam Islam

Kematian bisa datang kapan saja tanpa diduga-duga. Kematian adalah nasehat terbaik bagi umat Islam. Berikut 3 hal yang bisa mengingatkan pada kematian

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
manado.tribunnews.com
Ilustrasi kematian 

TRIBUNJOGJA.COM – Kematian adalah takdir yang pasti akan menjemput setiap orang.

Kematian bisa datang kapan saja tanpa diduga-duga.

Tidak ada yang tahu kapan ajal menjemputnya.

Untuk itu, umat Islam diperintahkan untuk mempersiapkan kematian dengan sebaik mungkin.

Salah satu caranya dengan mengingat kematian atau dzikr al-maut.

Ada banyak keutamaan dari mengingat kematian.

Contohnya bisa mengurangi hasrat kesenangan terhadap dunia dan mempersiapkan bekal sebelum datangnya ajal.

Rasulullah SAW bersabda,

"Ingatlah pada kematian. Demi yang jiwaku dalam genggamannya, seandainya kalian tahu apa yang aku ketahui, niscaya kalian sedikit tertawa dan banyak menangis." (HR Ibn Abi al-Dunya)

Kutamaan mengingat mati juga termuat dalam sebuah hadis yang berbunyi:

Rasulullah SAW pernah ditanya oleh para sahabat tentang siapa “orang-orang yang beruntung.” Maka Rasul menjawab, “Orang yang paling banyak ingat mati, paling baik dalam persiapan menyambut kematian. Merekalah orang-orang yang beruntung, di mana mereka pergi (meninggal) dengan membawa kemuliaan di dunia dan akhirat.” (HR. Ibnu Majah)

Kematian adalah nasehat terbaik bagi umat Islam.

Berikut 3 hal yang bisa mengingatkan pada kematian:

1. Ziarah Kubur

Ilustrasi
Ilustrasi (Tribunnews.com)

Ziarah kubur adalah perkara yang dapat mengingatkan kita kepada kematian.

Kita dapat mengambil hikmah bagaimana kondisi alam kubur.

Rasulullah bersabda,

“Aku pernah melarang kalian untuk berziarah kubur, namun sekarang berziaralah sebab ia dapat mengingatkan akan kehidupan akhirat dan menjauhi kemewahan dunia.” (HR. Muslim)

2. Melihat Kematian Orang Lain

Anggota keluarga meletakkan bunga di atas jenazah Rajendra Prasad Mishra (62) yang meninggal karena Covid-19 sebelum dikremasi di Sungai Gangga, Prayagraj, India, 8 Mei 2021.
Ilustrasi: Anggota keluarga meletakkan bunga di atas jenazah Rajendra Prasad Mishra (62) yang meninggal karena Covid-19 sebelum dikremasi di Sungai Gangga, Prayagraj, India, 8 Mei 2021. (AP PHOTO/Rajesh Kumar Singh)

Mendengar atau melihat kematian orang lain dapat membuat kita bertanya “kapan giliran kita selanjutnya?”

Dengan begitu, kita akan mengisi siswa waktu di dunia dengan berbuat kebaikan.

Dari Ibnu Umar bahwa dia berkata;

Saya bersama dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar kepada beliau, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dan bertanya; "Ya Rasulullah, bagaimanakah orang mukmin yang utama?" beliau menjawab: "Orang yang paling baik akhlaknya." Dia bertanya lagi; "Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak?" beliau menjawab: "Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah orang-orang yang bijak." (HR. Ibnu Majah)

3. Membayangkan Alam Kubur

ILUSTRASI - Anggota keluarga mengunjungi makam kerabat mereka di pemakaman korban virus corona Covid-19
ILUSTRASI - Anggota keluarga mengunjungi makam kerabat mereka di pemakaman korban virus corona Covid-19 (BAY ISMOYO / AFP)

Rasulullah SAW bersabda,

“Kubur itu bisa merupakan salah satu kebun surga atau salah satu parit neraka.” (HR. Turmudzi)

Seringlah membayangkan sunyinya alam kubur.

Dengan begitu akan mendorong kita untuk memaksimalkan amal baik di dunia.

Karena kesendirian dan senyapnya alam kubur dapat berubah menjadi kebahagiaan atau kesengsaraan, tergantung amal kita selama hidup di dunia. 

(MG – Endry Nur Latiefah)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved