Sholat Dhuha yang Khusyu Berawal dari Wudhu yang Berkualitas, Berikut Niat dan Tata Caranya
Pernah mengalami kurang konsentrasi atau tidak khusyu saat menjalankan Sholat Dhuha? Bisa jadi salah satu penyebabnya ada pada kualitas wudhu
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM - Pernah mengalami kurang konsentrasi atau tidak khusyu saat menjalankan Sholat Dhuha?
Bisa jadi salah satu penyebabnya ada pada kualitas wudhu yang kurang.
Bisa karena urutan wudhu yang keliru, area basuh yang tidak tepat, doa, dan seterusnya.
Baca juga: Kumpulan Doa agar Rezeki Lancar, Lengkap Arab Latin dan Artinya
Baca juga: Salat Sunnah Hajat, Bacaan Niat Sholat Hajat, dan Bacaan Zikir dan Doa Setelah Salat Hajat
Adapun untuk syarat wudhu meliputi:
1. Islam
2. Tamyiz, yakni dapat membedakan baik buruknya sesuatu pekerjaan
3. Tidak berhadas besar
4. Dengari air suci lagi mensucikan
5. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air sampai ke anggota wudhu', misalnya getah, cat dan sebagainya
6. Mengetahui mana yang wajib (fardlu) dan mana yang sunat.
Baca juga: Sayang untuk Dilewatkan, Inilah Waktu-waktu yang Mustajab untuk Berdoa
Kemudian untuk fardhu dalam wudhu yakni:
1. Niat (ketika membasuh muka)
NAWAITUL WUDLUU- A LIRAF TL HADATSIL ASH -GHARI FARDLAN LILLAAHI TAAALA .
Artinya :
"Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil, fardlu karena Allah."
2. Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan hingga telinga kiri).
3. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku.
4. Mengusap sebagian rambut kepala.
5. Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki.

6. Tertib (berturut-turut), artinya mendahulukan mana yang harus dahulu, dan mengakhirkan mana yang harus diakhirkan.
Selanjutnya untuk tata cara berwudhu bisa disimak langkah berikut ini:
1. Membaca "BISMILLAAHIRRAIJMAANIRRAHIIM" sebelum memulai wudhu.
Sambil mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan tangan dengan bersih.
2. Selesai membersihkan tangan terus berkumur-kumur tiga kali. Dilakukan sambil membersihkan gigi.
3. Selesai berkumur terus mencuci lubang hidung tiga kali. Tujuannya untuk membersihkan lubanghidung dari kotoran.
4. Selesai mencuci lubang hidung terus mencuci muka tiga kali. Mulai dari tempat tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu dan dari telinga kanan ke telinga kiri, sambil membaca niat wudhu.
5. Setelah membasuh muka (mencuci muka), lalu mencuci kedua belah tangan hingga siku-siku tiga kali. Pastikan tangan hingga siku basah oleh air.
6. Selesai mencuci kedua belah tangan, terus menyapu sebagian rambut kepala tiga kali. Air disaputkan ke kepala sampai mebahasahi rambut.
7. Selesai menyapu sebagian rambut kepala, terus menyapu kedua belah telinga tiga kali. Pastikan lakukan dengan benar.
8. Dan yang terakhir mencuci kedua belah kaki tiga kali, dari/sampai mata kaki. Pastikan pula di langkah ini kedua belah kaki sampai mata kaki basah.
Niat Sholat Dhuha
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala.”
Rakaat Sholat Dhuha
Berdasarkan HR. Muslim dari Abu Hurairah, Sholat Dhuha bisa dikerjakan sebanyak dua rakaat.
Hadist lain menyebutkan, Sholat Dhuha bisa dikerjakan sebanyak empat rakaat (HR. Muslim dari ‘Aisyah).
Lalu berdasarkan HR. Abu Daud dari Ummu Hani’, Sholat Dhuha bisa dikerjakan delapan rakaat dengan melakukan salam tiap dua rakaat.
Selanjutnya disebutkan bahwa Sholat Dhuha boleh dikerjakan dengan jumlah rakaat yang kita inginkan.
Sholat Dhuha sebaiknya tidak dilakukan setiap hari, hal ini berdasarkan hadis:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ أَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى قَالَتْ لَا إِلَّا أَنْ يَجِيءَ مِنْ مَغِيبِهِ. [رواه مسلم]
Artinya: “Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Syaqiq, ia berkata: Aku bertanya kepada ‘Aisyah, “Apakah Nabi SAW. selalu melaksanakan Sholat Dhuha?”, ‘Aisyah menjawab, “Tidak, kecuali beliau baru tiba dari perjalanannya.” [HR. Muslim]
Syu’bah meriwayatkan dari Habib bin Syahid dari Ikrimah, ia mengatakan; “Ibnu ‘Abbas melakukan Sholat Dhuha sehari dan meninggalkannya sepuluh hari”.
Sufyan meriwayatkan dari Mansur, ia mengatakan; “Para sahabat tidak menyukai memelihara Sholat Dhuha seperti sholat wajib. Mereka terkadang shalat dan terkadang meninggalkannya”. (Zad al-Ma’ad, juz 1, hal 128, terbitan Dar ar-Royyan li at-Turats).
Doa Khusus Sholat Dhuha
Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ismata ‘ismatuka. Allahumma in kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana mu’assaron fa yassirhu, wa in kana haroman fathohhirhu, wa in kana ba’idan faqorribhu, bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta ‘ibadakas sholihin
Artinya:
Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktu dhuha-Mu, dan keagungan itu adalah keagungan-Mu, dan keindahan itu adalah keindahan-Mu, dan kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh. (Kur)