5 Mitos dan Fakta dalam Sebuah Pernikahan

Pernikahan merupakan ikatan atau kesepakatan janji yang dilaksanakan dua orang untuk meresmikan hubungan perkawinan.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Rina Eviana
trumpetandhorn.com via popbela.com
ILUSTRASI pernikahan 

TRIBUNJOGJA.COM- Pernikahan merupakan suatu acara yang sakral untuk menyatukan dua insan menyatu.

Saling berpadu memagut kisah kasih yang satu.

Tidak hanya menyatukan dua sepasang manusia, yakni laki-laki dan perempuan.

Akan memadukan pula dua keluarga besar yang akan mengikat.

Pernikahan merupakan ikatan atau kesepakatan janji yang dilaksanakan dua orang untuk meresmikan hubungan perkawinan.

Didahulukan dengan mengucap akad suci, kemudian pelaksanaan resepsi.

Tidak hanya siap finansial saja, namun pernikahan juga harus siapkan fisik dan mental.

Karena bukan hanya siap secara luar saja, mental sangat penting untuk dipersiapkan.

Karena ketika sudah menikah, tentu kehidupan akan berubah.

Semua tinggal bersama orangtua, kini sudah memiliki tanggungjawab membina bersama suami.

Ditambah jika adanya sang buah hati yang hadir dalam pernikakan itu.

Bahtera rumah tangga benar-benar sudah di mulai.

Namun tahukah Anda, sebagaian orang ada yang memercayai beberapa mitos seputar pernikahan, berikut ulasannya yang ditambhakan juga dengan fakta:

1. Masuk pernikahan akan mendapatkan banyak masalah

Ilustrasi : Arti Mimpi Menikah
Ilustrasi : Arti Mimpi Menikah (Tribun Bali)

Jika pandangannya seperti ini, tentu saja tidak aka nada yang mau menikah.

Coba diubah dulu pola pikirnya.

Hidup di dunia dimana sana dan saat kapan saja pasti akan mendapatkan masalah dan cobaan.

Kehidupan yang dijalani pasti akan berbeda dengan kehidupan sebelum menikah.

Oleh karena itu di sini mental memang harus siap.

Jangan terlalu memikirkan massalah yang akan datang ketika menikah.

Berpikirlah secara positif, bahwa ketika menikah tak sedikit juga yang justru bisa mengembangkan potensi dan minat diri sendiri.

Terlebih jika mendapatkan calon yang sefrekuensi.

Maka akan lebih muda untuk merealisasikannya.

Semula hanya sendiri mewujudkannya, kini bisa ditemani pasangan hidup.

2. Menikah sama saja telah memilih teman kencan seumur hidup

ILUSTRASI pernikahan
ILUSTRASI pernikahan (trumpetandhorn.com via popbela.com)

Faktanya memang seperti itu.

Berpikirlah menikah hanya sekali untuk seumur hidup.

Tentukan dengan tekad yang mantap.

Senantiasa berdoa kepada Tuhan dan meminta doa restu ayah dan ibu.

Karena baiknya menikah memang hanya satu kali dalam seumur hidup, dan pasangan yang kita pilih itu merupakan teman kencan seumur hidup.

Kita akan melakukan banyak hal bersama dia.

Menghabiskan waktu hidup bersama, susah senang sama-sama.

Hingga berbagi keluh kesah sama-sama.

Baca juga: Sering Cekcok dengan Pasangan? Simak Tips Feng Shui Agar Pernikahan Anda Harmonis

3.  Pernikahan yang bahagia yakni yang tidak ada konflik

Dekorasi di Paket Intimate Wedding yang ditawarkan oleh Hotel Santika Premiere Jogja bagi Calon Pengantin di Tengah Pandemi Covid-19.
Dekorasi di Paket Intimate Wedding yang ditawarkan oleh Hotel Santika Premiere Jogja bagi Calon Pengantin di Tengah Pandemi Covid-19. (Istimewa)

Setiap perjalanan bahtera rumah tangga pasti memiliki naik turunya masing-masing.

Suatu pernikahan yang menyatukan dua kepala manusia yang berbeda, sekalipun satu frekuensi tidak mungkin tidak memiliki sedikit perbedaan.

Perbedaan itulah yang akan menimbulkan konflik-konflik kecil.

Namun orang yang dewasa tentu akan menyelesaikannya dengan kepala dingin.

Bukan hubungannya yang diakhiri yang berujung perceraian,.

Namun masalahnya yang harus diakhiri dan menemukan jalan keluarnya.

4. Menikah sama saja melatih kedewasaan

Plataran Borobudur Hotel and Resort menyelenggarakan private wedding showcase dengan tema Intimate Wedding Showcase 2020.
Plataran Borobudur Hotel and Resort menyelenggarakan private wedding showcase dengan tema Intimate Wedding Showcase 2020. (Ist)

Faktanya memang benar adanya.

Semakin bertamabhkanya usia, secara tidak langsung otak kita oun akan berfikir secara dewasa.

Tidak lagi befikir seperti anak-anak.

Dalam suasana rumah tangga, tidak boleh saling meninggikan egonya sendiri.

Tidak boleh membesarkan gengsinya hanya untuk dirinya sendiri.

Hidup dalam suatu hubungan tidak hanya memikirkan ego dan gengsi.

Tetap pikirkna juga bahwa Anda sudah memiliki pasangan.

Yang mana sifat mengalah di sini bukan berarti Anda kalah.

Namun bisa jadi itu merupakan salah satu wujud kasih sayang untuk pasangan.

5. Perkawinan ibarat naik turun gunung

Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa menawarkan Sapphire Package dengan konsep An Intimate Wedding, cukup dengan Rp 55 juta.
Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa menawarkan Sapphire Package dengan konsep An Intimate Wedding, cukup dengan Rp 55 juta. (istimewa)

Memang benar adanya seperti itu.

Puncak kebahagiaan pasangan yang sudah menikah ialah saat bulan madu.

Ditambah ketika setelahnya sudah mendapatkan momongan. 

Kebahagiaan akan terasa hingga hari tua.

Namun jika semenjak awa-awla bulan madu sudah bayak menimbulkan konflik maka biasanya perkawinan seperti ini tak bertahan lama.

Namun, ada penelitian yang menunjukkan bahwa kebahagiaan perkawinan jadi makin besar dengan bertambahnya usia.

Jadi, keputusan memang ada ditangan Anda berdua.

Anda sendiri lah yang akan membiarkannya terus mundur atau menghentikannya dan kembali bergerak maju seperti masa pacaran. (MG-Ardila Maharany Yunisa)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved