Bikin Singkong Naik Kelas, Pemuda Asal Mranggen Klaten Kini Beromzet Rp 200 Juta Per Bulan

Keuletan Ariyo Hantoro, pemuda asal Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah patut dicontoh.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Hari Susmayanti
Tribunjogja/Almurfi Syofyan
Bupati Klaten Sri Mulyani (kiri) dan Owner Singkong Keju Meletus, Ariyo Hantoro (kanan) saat menunjukkan produk Singkong Keju Meletus di stand Petani Muda Klaten, Selasa (26/10/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Keuletan Ariyo Hantoro, pemuda asal Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah patut dicontoh.

Berkat keteguhannya dalam menekuni usaha olahan singkong,  kini ia mampu memiliki belasan outlet di berbagai daerah.

Adapun untuk omzet yang didapat dari outlet singkong tersebut tak main-main, mencapai Rp 200 juta per bulannya.

Pemuda berusia 35 tahun ini merupakan owner dari Singkong Keju Meletus.

Usaha Singkong Keju Meletus tersebut, Ariyo rintis sejak tahun 2006 ketika masih berstatus mahasiswa fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

"Awalnya kita buka outlet di depan kampus tahun 2006 dan ternyata produk singkong keju meletus itu diterima konsumen," ujar Ariyo saat berbincang dengan TribunJogja.com di sela-sela mengikuti bazar produk hasil pertanian Klaten di Dinas Pertanian Klaten, Selasa (26/10/2021).

Diakui Ariyo, pada tahun 2006 itu belum banyak produk olahan singkong dijual di pasaran.

Saat itu, singkong masih diolah menjadi semacam keripik beragam rasa atau di goreng biasa saja.

Apalagi, saat itu harga dari singkong per kilogramnya juga murah.

Melihat peluang itu, Ariyo membuat olahan singkong keju meletus tersebut.

Ciri khas dari singkong keju meletus yakni, singkong goreng meletus ditaburi parutan keju dan memiliki citarasa gurih dan pulen.

"Waktu itu singkong harganya murah dan saya melihat ada peluang usaha di sana dan beranikan diri untuk mencoba," ucapnya.

Baca juga: Jelang Peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober, Berikut Isi Teks yang Harus Kita Resapi

Baca juga: 3 ZODIAK Ini Perlu Waspada dalam Karier dan Keuangan Hari Ini Rabu 27 Oktober 2021: Jangan Lengah!

Ariyo bercerita, untuk mempromosikan usaha singkong keju meletus waktu itu, dirinya sampai membagikan brosur ke setiap pengendara yang melintas di perempatan jalan sekitar kampus UGM.

Selain itu, juga membagikan brosur kepada teman-teman kuliahnya untuk membeli dagangannya.

"Semua masih manual karena waktu itu media sosial belum seperti sekarang," ucapnya.

Keuletan dan keteguhan Ariyo dalam memasarkan produknya ternyata membuat singkong naik kelas.

Dalam waktu singkat singkong keju meletus viral dan menjadi buruan anak-anak muda di Yogyakarta saat itu.

"Bahkan istrinya Duta vokalis Sheila on 7 dan Duta sendiri juga ikut membeli," ucapnya.

Pada awal-awal dibuka, lanjut Ariyo antrian pembeli singkong keju meletus bisa mencapai puluhan orang.

Melihat usaha yang kian berkembang, Ariyo memberanikan diri untuk membuka outlet lainnya.

Ia tak hanya fokus di Yogyakarta, Ariyo berani masuk ke Bandung, Jabodetabek, Kediri, Blitar dan kampung halamannya Kabupaten Klaten.

"Buka di Bandung itu tahun 2007, bahkan lebih viral dari yang di Jogja, banyak yang mengira jika singkong keju meletus asalnya dari Bandung," kenangnya.

Sejak awal berdiri hingga saat ini, lanjut Ariyo dirinya sudah membuat beragam produk olahan mulai dari singkong ekonomis hingga singkong krez.

Pada masa pandemi Covid-19, Ariyo juga mengeluarkan inovasi baru yakni singkong frozen food.

"Singkong frozen food ini produk paling laris saat pandemi. Ini di pesanan onlinenya yang laris" imbuhnya.

Untuk saat ini, lanjut Ariyo dirinya bisa meraih omzet hingga Rp 200 juta per bulannya.

Terkait bahan baku, lanjut Ariyo dirinya juga menanam sendiri singkong di kampungnya Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom.

Namun, ia juga membeli singkong yang dijual oleh petani singkong yang ada di Klaten dengan harga tinggi.

Untuk produksi, ia juga mempekerjakan 10 orang ibu-ibu sekitar tempat tinggalnya sebagai karyawan untuk mengolah singkong tersebut.

"Setiap hari untuk produksi kami butuh 1 ton singkong, nanti setelah produksi di Mranggen hasilnya dikirim ke semua outlet yang ada," ucapnya.

Selama ini, kata dia dirinya tidak pernah kekurangan untuk mendapatkan pasokan singkong hal itu karena banyaknya petani di Klaten dan sekitarnya.

Ke depannya, Ariyo juga bertekad untuk mengembangkan wisata di Desa Mranggen karena banyaknya potensi yang ada di desa itu.

"Usaha singkong tetap jalan, kalau bisa wisata di desa juga kita kembangkan karena ada potensinya," tandas ayah 2 anak itu. (Tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved