Berita Pendidikan Hari Ini
Prof Avin Fadilla Helmi Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Fakultas Psikologi UGM
Dosen Fakultas Psikologi UGM Prof Dr Avin Fadilla Helmi, MSi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Psikologi Sosial pada Fakultas Psikologi UGM.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Dosen Fakultas Psikologi UGM Prof Dr Avin Fadilla Helmi, M.Si., dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Psikologi Sosial pada Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Pada pidato Pengukuhan Guru Besar yang berlangsung di ruang Balai Senat,Gedung Pusat UGM, Kamis (21/10/2021), ia menyampaikan pidato yang berjudul Aspek-aspek Psikologis Interaksi Sosial di Ruang Siber.
Avian Fadilla Helmi menegaskan, perkembangan teknologi digital yang pesat memberikan dampak pada kehidupan dan perilaku manusia di ruang siber (cyberspace).
Kondisi ini mendorong munculnya subdisiplin baru dalam Psikologi, yaitu Cyberpsychology.
Baca juga: Pakar Epidemiologi UGM : Prediksi Gelombang Ketiga Covid-19, Waspadai Penyebaran Varian Delta
Bidang ilmu ini merupakan studi perilaku manusia dalam konteks interaksi manusia dan internet.
Interaksi sosial di ruang siber ini telah menggeser interaksi yang semula bersifat hubungan langsung menjadi hubungan tidak langsung melalui perantara teknologi digital.
Selain untuk memenuhi kebutuhan berkaitan dengan kodrat sebagai makhluk sosial dengan melakukan interaksi sosial, teknologi digital menjadi pilihan yang tidak dapat dihindarkan untuk membangun interaksi antar manusia sebagai solusi di banyak masalah.
Namun demikian, perlu juga sikap waspada terhadap penggunaan berlebih yang dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan dan kesejahteraan psikologis.
Sebab teknologi digital memberikan ruang berekspresi bebas tanpa rintangan karena adanya fitur anonimitas, asynchronous, dan aksesibilitas.
Namun demikian, di balik kebebasan ekspresi diri, faktor keterikatan diri terhadap kehadiran orang lain sering kali dilupakan sehingga fenomena presentasi diri yang berlebih (ngeksis) sering terjadi.
“Jejak digital ngeksis terekam sepanjang masa dan terkadang kurang menguntungkan di masa depan sebagai bentuk identitas diri,” katanya.
Di ruang siber, kata Avin, penggunaan prinsip anonimitas menyebabkan identitas diri tidak diketahui orang lain.
Dengan fitur asynchronous warganet mempunyai kesempatan untuk dapat mengedit dan membuat foto unggahan yang lebih baik agar citra dirinya menarik.
Baca juga: 10 Daftar Kampus Pemilik Jurusan MIPA Terbaik di Indonesia, UNAIR Nomor 1, UGM Nomor 9
Apabila yang kita posting tersebut mendapatkan respon emotikon like atau komentar yang positif, maka hal ini dapat menjadi umpan balik yang memotivasi seseorang untuk lebih mengungkapkan dirinya.
Namun keasyikan eksplorasi di ruang siber, ditambah fitur-fitur yang beragam, memberikan kepuasan bagi penggunanya, sekaligus menimbulkan rasa penasaran atau sering diistilahkan sebagai kepo (knowing every particular object).