Sumbu Filosofi Yogyakarta
Sejarah Jalan Malioboro : Dibangun Belanda, dan Salah Satu Poros Imajiner Kraton Yogyakarta
Malioboro adalah salah satu kawasan obyek wisata terpopuler di Yogyakarta. Jalan ini dibangun Belanda dan merupakan sumbu imajiner kraton yogyakarta
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Malioboro adalah salah satu kawasan obyek wisata paling populer di Yogyakarta. Bahkan ada ungkapan yang mengatakan bahwa Anda belum ke Yogya jika belum mengunjungi Malioboro. Bahkan Malioboro kerap kali menjadi titik kunjungan pertama sebelum melanjutkan ke obyek wisata lainnya.
Wajar saja, Jalan Malioboro memang sangat legendaris, beberapa di antaranya bilang bahwa Malioboro juga sangat eksotis.
Di sini pengunjung bisa berbelanja aneka macam cinderamata, oleh-oleh khas Yogyakarta, serta yang paling istimewa adalah lantaran Jalan Malioboro merupakan pusat Kota Yogyakarta yang lokasinya dekat dengan obyek-obyek wisata lainnya.
Dari Malioboro ini, Anda bisa mengunjungi Kraton Yogyakarta, Alun-alun Utara, Museum Benteng Vredeburg, Taman Pintar, Museum Bank Indonesia, Museum Sonobudoyo, Museum Kereta Kraton Yogyakarta, serta tentu saja Anda pun bisa berbelanja di pasar yang legendaris yakni Pasar Beringharjo.
Itulah yang menjadi salah satu keistimewaan Malioboro.

Dengan keistimewaannya itu, maka telah menjadikan Malioboro sebagai magnet wisatawan.
Kawasan ini tak pernah sepi dari pengunjung kecuali ketika masa PPKM level 4 diberlakukan. Di mana saat itu kawasan wisata Malioboro ditutup total.
Namun memasuki minggu ke ke-2 bulan Oktober, Kawasan Wisata Malioboro mulai dibuka dengan aturan dan syarat penerapan protokol kesehatan.
Jika Malioboro sedemikian terkenalnya, apakah Anda tahu asal-usul Jalan Malioboro?
Sebagai informasi, Jalan Malioboro adalah salah satu ruas jalan yang berada di sumbu imajiner Kraton Yogyakarta. Jalan ini tegak lurus antara Laut Selatan, Kraton Yogyakarta dan Gunung Merapi di sebelah utara.
Secara keseluruhan, garis imajiner itu melintasi Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Ada dua pendapat yang menerangkan tentang asal usul Jalan Malioboro.
Pertama, Malioboro diambil dari bahasa Sanskerta yakni malyabhara yang berarti karangan bunga.
Kedua, pendapat bahwa Malioboro diambil dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama Marlborough. Berdasarkan catatan, Marlborough pernah tinggal di Yogyakarta pada rentang tahun 1811 - 1816.
Kawasan Jalan Malioboro ini sejak dulu memang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk dijadikan pusat perekonomian dan pemerintahan pada abad 19.

Malioboro kain ramai pada era kolonial pada rentang tahun 1790 - 1945.