Kejar Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua, Pemkot Yogyakarta Kerahkan 4 Mobil Vaksin
Setelah menuntaskan vaksinasi Covid-19 dosis pertama, tinggal sentra vaksinasi XT Square saja yang kini masih beroperasi.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebanyak empat mobil vaksin dikerahkan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta untuk mempercepat proses vaksinasi Covid-19 dosis kedua.
Selain itu, mereka juga mendapat bantuan nakes dari Mabes TNI.
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menandaskan setelah menuntaskan vaksinasi Covid-19 dosis pertama, tinggal sentra vaksinasi XT Square saja yang kini masih beroperasi.
Sehingga, tambahnya, Pemkot Yogyakarta harus mengerahkan mobil vaksin sebagai pengganti.
"Vaksinasi di rumah sakit, atau Puskesmas, memang tetap berjalan secara penuh. Tapi, kita merasa perlu terjunkan mobil vaksin itu," katanya, Kamis (15/10/2021).
Heroe mengatakan, sejauh ini Pemkot Yogyakarta telah mendistribusikan vaksin Covid-19 dosis kedua pada 416 ribu orang, baik itu penduduk kota Yogya, maupun yang bukan.
Menurutnya, jumlah warga yang dijadwalkan memperoleh vaksin dosis kedua pada bulan ini memang terbilang besar.
"Dosis kedua kan rata-rata mengikuti suntikan dosis yang pertama. (Bulan) kemarin kan pas digalakkan, makanya kita kerahkan mobil vaksin. Ada empat mobil yang sekarang diputarkan di wilayah-wilayah itu," cetusnya.
"Sekarang per hari kita menyuntikkan 700 dosis vaksin. Sebagian besar memang dosis yang kedua. Nah, kemarin, Pemkot juga sudah melepas dokter dari TNI, ya, untuk membantu vaksinasi di kota," tambah Heroe.
Wakil Wali Kota Yogyakarta itu mengungkapkan, untuk penduduk yang belum tervaksin kini, tinggal menyisakan mereka yang komorbid berat, maupun penyintas Covid-19 yang sembuhnya masih kurang dari tiga bulan.
"Kemarin itu kan saya ke beberapa wilayah, semua sudah tervaksin. Ada satu dua yang belum, tapi karena komorbid, itu sudah ditangani Puskesmas dan diberi obat. Sisanya, penyintas, atau tidak tinggal di kota," ujarnya.
Lebih lanjut, dengan kasus yang semakin melandai, ia pun optimis, DI Yogyakarta, atau Kota Yogyakarta khususnya, mampu turun level.
Ditambah lagi, bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan, hanya terisi 8,3 persen.
"Pertumbuhan kasusnya juga sangat rendah. Kemarin pas Pak Menko (Perekonomian, Airlangga Hartarto) ke sini kan bilang Yogyakarta sebetulnya sudah level 2, hanya satu kabupaten yang level 3," pungkasnya. (*)