Nasib Kompetisi BWF, WorldSBK & MotoGP Mandalika Setelah WADA Jatuhkan Sanksi Berat bagi Indonesia
Konsekuensi dari hukuman tersebut adalah, Indonesia akan kehilangan hak menjadi tuan rumah penyelenggaraan turnamen atau kejuaraan serta mengibarkan
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Badan Anti-Doping Dunia (World Anti-Doping Association/WADA) telah menjatuhkan hukuman bagi Indonesia setelah Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) dinyatakan tidak patuh. Konsekuensi dari hukuman tersebut adalah, Indonesia akan kehilangan hak menjadi tuan rumah penyelenggaraan turnamen atau kejuaraan serta mengibarkan bendera Merah Putih selain pada ajang Olimpiade.
Sanksi WADA untuk Indonesia tersebut resmi dikeluarkan pada Kamis (7/10/2021). Dengan demikian, muncullah pertanyaan seputar nasib penyelenggaraan MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika dan, tentu saja, tiga turnamen bulu tangkis BWF di Bali akhir tahun ini.
Hukuman dari WADA tersebut, selain mencabut hak Indonesia menjadi tuan rumah untuk kejuaraan atau turnamen level regional, kontinental, dan dunia selama masa penangguhan, perwakilan LADI juga dinilai tidak memenuhi syarat untuk duduk sebagai anggota dewan di komite, sampai status sanksi mereka dipulihkan atau minimal menjalani masa penangguhan selama satu tahun.
WADA menyatakan Indonesia tidak patuh karena tidak menerapkan program pengujian yang efektif kepada setiap atlet di seluruh cabang olahraga, laporan Reuters dikutip Tribun Jogja via bolasport.
Walau demikian, WADA mengizinkan para atlet dari Indonesia untuk tetap bersaing pada kejuaraan atau turnamen level regional, kontinental, dan dunia. Namun bendera Merah Putih tidak akan bisa dikibarkan selain pada ajang Olimpiade.
Lantas bagaimana nasib tiga turnamen BWF dan MotoGP di Indonesia?
Turnamen Badminton
Berdasarkan revisi kalender kompetisi BWF untuk tahun 2021, Indonesia akan menggelar tiga turnamen internasional selama November-Desember mendatang.
Ketiga turnamen internasional itu adalah Indonesia Masters 2021 (16-21 November), Indonesia Open (23-28 November), dan BWF World Tour Finals (1-5 Desember).
Merespons kabar sanksi yang dijatuhkan WADA kepada Indonesia, Kepala Bidang Luar Negeri PP PBSI Bambang Roedyanto mengonfirmasi bahwa pelaksanaan tiga turnamen di Bali akhir tahun ini akan berjalan sesuai jadwal.
Kepastian itu didapat setelah PP PBSI berkoordinasi dengan Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF). "Turnamen di Bali nanti dipastikan tidak ada masalah. Bisa berlangsung sesuai jadwal. Ketiga turnamen bulu tangkis internasional itu tetap bisa digelar," tutur Bambang Roedyanto, dikutip dari Badminton Indonesia.
Roedy menjelaskan penggunaan nama Indonesia pada tiga turnamen mendatang tetap diizinkan BWF. Sebab, ketiga turnamen tersebut sudah lebih dulu masuk ke dalam prospektus BWF sebelum adanya sanksi dari WADA.
"Dari pihak BWF, tidak ada masalah. Bisa jalan terus karena kejuaraan-kejuaraan tersebut sudah lama dijadwalkan oleh BWF," ucap Roedy.
Mengenai pelarangan nama Indonesia pada berbagai ajang internasional lain seperti SEA Games, Asian Games, dan Thomas-Uber Cup 2020 yang sebentar lagi berlangsung di Aarhus, Denmark, Roedy tidak bisa berkomentar banyak.
"Kami menunggu arahan dan menanti bagaimana sikap pemerintah Indonesia menyikapi masalah ini," kata Roedy. "Saya mewakili PP PBSI belum bisa berkomentar banyak dan menunggu pernyataan pemerintah lebih dahulu," ujarnya.
