Hanya 10 Pasien COVID-19 di RS Rujukan, Rasio Kesembuhan Gunungkidul Capai 93 Persen

Turunnya kasus aktif tak hanya terjadi di shelter COVID-19 di Kabupaten Gunungkidul, tetapi juga yang dirawat di Rumah Sakit (RS) rujukan.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Gunungkidul 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Turunnya kasus aktif tak hanya terjadi di shelter COVID-19 di Kabupaten Gunungkidul, tetapi juga yang dirawat di Rumah Sakit (RS) rujukan.

Hal tersebut diketahui dari data terbaru Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty menyampaikan bahwa sampai hari ini ada 106 kasus aktif COVID-19. Hanya sebagian kecil yang dirawat di RS rujukan.

Baca juga: Biennale Jogja Digelar Secara Daring, Pertemukan Ruang Indonesia dengan Oseania

"Sampai hari ini ada 10 pasien di RS rujukan," kata Dewi dihubungi pada Jumat (01/10/2021).

Adapun kebanyakan kasus aktif kini menjalani isolasi mandiri (isoman). Prosedur ini terutama diberikan pada kasus konfirmasi positif bergejala ringan atau tanpa gejala sama sekali.

Dewi melaporkan bahwa hari ini hanya ada 1 kasus konfirmasi positif COVID-19 baru. Sebaliknya, pasien sembuh baru mencapai 11 orang dan nihil kasus meninggal dunia baru di hari ini.

"Sampai hari ini Gunungkidul mencatatkan 17.778 kasus konfirmasi positif secara kumulatif," ujarnya.

Adapun angka kematian bertahan di 1021 kasus dalam dua hari terakhir. Sementara pasien sembuh sudah mencapai 16.651 orang, yang artinya rasio kesembuhan COVID-19 di Gunungkidul saat ini mencapai 93,66 persen.

Meski demikian, Dewi tak lelah mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dengan mematuhi protokol kesehatan (prokes). Sebab hingga kini penularan masih tetap berpotensi terjadi.

"Kalau kita mengabaikan prokes, bukan tidak mungkin kasus bisa melonjak lagi," katanya.

Baca juga: Gencar Vaksinasi COVID-19, Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di Kota Yogyakarta Sempat Mundur

Sebelumnya, Kepala Seksi Perlindungan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Gunungkidul, Suyatin menyatakan dua tempat isolasi terpusat (isoter) alias shelter COVID-19 kini dinonaktifkan penggunaannya.

Keduanya adalah shelter Petir di Rongkop dan Wisma Wanagama di Playen. Keputusan tersebut diambil lantaran sudah tidak ada lagi pasien yang dikarantina di sana.

"Shelter Petir sudah sebulan lebih tidak digunakan, sedangkan Wisma Wanagama sudah kosong sejak 18 September," jelas Suyatin.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul sebelumnya "meminjam" Wisma Wanagama milik UGM untuk dijadikan shelter. Kerjasama keduanya resmi berakhir pada 24 September lalu. (alx)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved