Kabupaten Gunungkidul

Pasien Covid-19 Berkurang, RSUD Wonosari Tetap Siapkan Antisipasi

RSUD Wonosari tetap melakukan antisipasi jika jumlah pasien bergejala kembali melonjak.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Direktur RSUD Wonosari, Gunungkidul, dr. Heru Sulistyowati 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Angka pasien Covid-19 bergejala yang membutuhkan perawatan di rumah sakit (RS) hingga kini masih fluktuatif.

Meski demikian, jumlahnya secara umum terus berkurang dibanding awal penerapan PPKM.

Direktur RSUD Wonosari dr. Heru Sulistyowati mengatakan bahwa hingga Rabu (15/09/2021) kemarin ada 17 pasien bergejala yang dirawat.

"Ini naik, karena sebelumnya sempat hanya 7 sampai 10 pasien," kata Heru pada wartawan, Kamis (16/09/2021).

Meski begitu, ia membenarkan bahwa jumlah pasien secara umum jauh berkurang.

Baca juga: Sempat Ada Klaster Hajatan, Satu RT di Gunungkidul Kembali Masuk Zona Merah

Begitu pula angka kematian yang disebabkan oleh Covid-19.

Turunnya pasien membuat bed bagi pasien Covid-19 di RSUD Wonosari juga dikurangi.

Jika sebelumnya sempat mencapai 83 bed, maka saat ini hanya tersisa 39 bed untuk isolasi Covid-19.

Bangsal-bangsal yang sempat digunakan untuk Covid-19 juga dikembalikan fungsinya untuk penanganan semula.

Heru mengatakan bangsal yang masih terpakai untuk Covid-19 adalah Mawar dan Dahlia.

"Serta tenda darurat yang dulu didirikan untuk penanganan IGD non-Covid-19, kini juga sudah dibongkar," ungkapnya.

Meski dikurangi, Heru menyatakan pihaknya tetap melakukan antisipasi jika jumlah pasien bergejala kembali melonjak.

Satu di antaranya dengan kembali mengkonversi bangsal-bangsal untuk penanganan Covid-19.

Ia mengatakan proses konversi hanya memakan waktu seharian.

Adapun yang dilakukan berupa sterilisasi serta mengatur berbagai peralatan yang ada di dalamnya.

"Jadi sifatnya fleksibel, kalau nanti harus konversi lagi kami siap," kata Heru.

Baca juga: PPKM Turun Level, Aktivitas Pasar di Wonosari Gunungkidul Mulai Meningkat

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Dewi Irawaty sebelumnya mengimbau RS tidak buru-buru melakukan konversi bed.

Sebab antisipasi tetap perlu dilakukan.

Apalagi saat ini kegiatan masyarakat mulai dilonggarkan, seiring dengan turunnya status PPKM Gunungkidul ke Level 3.

Begitu juga dengan rencana pembukaan kembali destinasi wisata dengan status Uji Coba Terbatas.

"Kita harus belajar dari pengalaman sebelumnya, saat gelombang I dan II penyebaran Covid-19," kata Dewi.

Ia pun juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap penularan.

Antara lain dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat saat beraktivitas.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved