Kota Yogyakarta

ASN Pemkot Yogya Didorong 'Jajan' Produk UKM

Pemkot Yogyakarta mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungannya, untuk ikut serta membantu menggeliatkan kembali kiprah UKM.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Azka Ramadhan
Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM, Tri Karyadi Riyanto, saat meninjau pameran produk batik UKM, di Grha Pandawa, kompek Balai Kota Yogyakarta, Selasa (7/9/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungannya, untuk ikut serta membantu menggeliatkan kembali kiprah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di tengah pandemi. 

Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM, Tri Karyadi Riyanto mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk mendorongnya.

Termasuk, dengan membuat surat edaran, supaya ASN bisa memberi contoh nyata. 

Kemudian, instansinya, juga menggelar pameran produk batik hasil UKM Kota Yogyakarta, di Grha Pandawa, komplek Balai Kota, untuk mendekatkannya pada kalangan ASN.

Baca juga: Ramah Lingkungan dan Permudah UMKM, Pemkot Yogya Dukung Peluncuran Gerobak Listrik

Ia berharap, UKM terbantu melalui kegiatan seperti ini. 

"Berbagai jenis batik ditampilkan di pameran ini. Mulai dari shibori, jumputan, ecoprint, hingga lurik. Pameran digelar  sampai 10 September," ujarnya, Selasa (7/9/2021). 

Tidak sebatas membeli, Riyanto juga meminta para ASN mempromosikan produk tersebut dengan mengenakannya dalam kegiatan sehari-hari.

Sehingga, mereka pun harus memahami keunggulan komoditas yang dibelinya. 

"Kami sengaja melaksanakanya di Balai Kota, supaya bisa mendekatkan konsumen dari kalangan ASN dan pegawai-pegawai di lingkungan Pemkot Yogya," ungkapnya. 

Ia menyampaikan, pameran offline tersebut, adalah yang pertama sejak PPKM darurat, serta berlanjut PPKM level 4 diterapkan mulai Juli lalu.

Baca juga: Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Program Inkubator Bisnis

Terang saja, para pelaku UKM sudah menahan kerinduan yang sangat mendalam. 

"Karena mereka sudah lama tidak mendisplay karyanya secara langsung. Selama PPKM mereka itu mengandalkan penjualan online ya, lewat media sosial, marketplace, atau aplikasi-aplikasi pemesanan lainnya," ujar Riyanto. 

Meski sanggup eksis dengan skema daring, ia mengakui, pelaku UKM tetap mengalami pukulan cukup telak, selama PPKM bergulir.

Sebab, bagaimanapun juga, kondisi tersebut membuat daya beli masyarakat menurun signifikan. 

"Selalu kita tekankan, agar para pelaku UKM tidak patah semangat. Dua kunci utama untuk bisa bertahan adalah, menjaga daya saing dan berinovasi," katanya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved