Kecelakaan Truk di Breksi
Tragedi 'Jumat Pilu' Kecelakaan Truk Bermuatan Batu di Breksi, Warga Dengar Suara Seperti Bom
Acara televisi yang menghibur di rumah Gito, seorang warga Jalan Breksi, Gunungsari, Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman tak lagi menarik setelah
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Acara televisi yang menghibur di rumah Gito, seorang warga Jalan Breksi, Gunungsari, Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman tak lagi menarik setelah muncul suara benturan yang cukup keras dari luar rumahnya, pada Jumat (3/9/2021) malam sekitar pukul 20.04.
Pria yang menetap di Dusun Gunungsari sejak tahun 2012 silam itu pun panik dan segera bergegas keluar rumah untuk memastikan sumber suara.
Rupanya 'Jumat Pilu' itu pun datang tak disangka-sangka oleh semua warga Gunungsari.
Gito kemudian berlari dari rumahnya menuju gapura Dusun Gunungsari.
Saat sampai di pinggir Jalan Breksi, ia semakin panik lantaran apa yang dilihatnya malam itu adalah batu-batu besar berserakan, juga badan truk yang sudah ringsek.
Baca juga: UPDATE Covid-19 DI Yogyakarta 4 September 2021: Tambah 279 Kasus Baru, 25 Orang Meninggal
Tubuh Gito semakin gemetaran karena ada lima orang terbujur kaku berlumur darah, dengan luka yang cukup parah.
Mereka adalah korban meninggal akibat kecelakan tunggal sebuah truk yang hilang kendali karena mengalami rem blong.
"Suaranya keras sekali, kayak bom. Saya masih nonton TV langsung lari keluar," kata Gito saat ditemui Tribun Jogja di lokasi kecelakaan truk, Jumat (3/9/2021) malam.
Jalan menuju wisata Tebing Breksi itu lantas ramai didatangi warga yang ingin melihat insiden kecelakaan itu secara langsung.
Menurut Gito, para warga juga turut membantu mengamankan korban selamat atas kecelakaan itu.
Sembari menunggu pihak kepolisian datang, warga berusaha membereskan batu-batu besar yang berserakan.
Berdasarkan penuturan Gito, Jalan Breksi memang dikenal sangat curam dan berkelok-kelok.
JiWarga pun malam itu mencoba bertanya kepada supir truk tentang kronologi kecelakaan maut pada Jumat malam kemarin.
"Katanya itu rem blong. Rem mulai blong itu dari depan SMP 4 Prambanan. Kemungkinan dari atas itu supir sudah panik," terang Gito.
Truk itu kemudian lepas kendali, dan menabrak pagar tembok pekarangan milik warga.
Sedangkan jarak dari SMP 4 ke tembok pekarangan itu perkiraan Gito sejauh 500 meter.
"Jarak dari SMP 4 sampai ke pagar itu kira-kira 500 meter. Setelah menabrak pagar kemudian truk itu terguling," jelasnya.
Dia mengira suara benturan keras menyerupai bom itu bersumber dari truk yang menabrak tembok pekarangan warga.
"Mungkin suaranya ya dari situ (truk) pas nabrak tembok itu," ungkapnya.
Saat itu Gito menyaksikan, dua orang terkapar di gorong-gorong yang berada di dekat gapura Dusun Gunungsari.
"Di sini (gorong-gorong) ada dua orang tidak bisa apa-apa. Kritis lalu meninggal," ucap Gito sembari menunjuk ke lokasi korban terpental.
Dari keterangannya pula sang supir truk bernomor polis AB 8242 ZU terpental bersamaan kaca depan kendaraan yang pecah seusai menabrak tembok pekarangan.
"Supirnya masih hidup. Dia terpetal ya pas nabrak itu. Sempat telfon temannya juga kok setelah kejadian itu," ujar Gito.
Baca juga: Wisata Mbulak Umpeng di Piyungan Bantul, Digandrungi Goweser Karena Keindahan Alam Pedesaan
Informasi yang didapat dia, batu yang diambil itu rencananya akan dibawa ke Dusun Daraman, Piyungan, Kabupaten Bantul untuk dijadikan pelengkap sebuah destinasi wisata.
"Mau dibawa ke Piyungan, katanya buat dijadikan tempat wisata di sana. Itu kan orang Piyungan semua," jelas dia.
Tak berselang lama, pihak kepolisian pun datang ke lokasi kejadian untuk melakukan oleh Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Kemudian dipastikan bahwa terdapat 11 orang yang berada di dalam truk nahas tersebut.
Sembilan orang berada di bak truk, sementara dua orang lagi yakni supir dan kenek truk berada di depan.
"Ada lima orang yang meninggal di lokasi," terang dia.
Kini korban meninggal dari kejadian itu bertambah menjadi enam orang. Kecelakaan maut itu kini ditangani Satlantas Polres Sleman. (hda)