Tentara Korut Sedang Berlatih di Pyongyang, Mau Gelar Parade Militer untuk Pamerkan Senjata Terbaru?
Tentara Korut Sedang Berlatih di Pyongyang, Mau Gelar Parade Militer untuk Pamerkan Senjata Terbaru?
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
"Kegiatan politik luar negeri kita harus difokuskan dan diarahkan untuk menundukkan AS, musuh terbesar kita dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kita," kata Kim Jong Un.
Pernyataan tersebut dikeluarkan Kim Jong Un dalam sebuah pidato di Kongres Partai Buruh Korea Utara.
Kongres tersebut telah berlangsung selama beberapa hari.
"Tidak peduli siapa yang berkuasa di AS, sifat asli AS dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah," tambah Kim Jong Un.
Dia juga bersumpah untuk memperluas hubungan dengan pasukan anti-imperialis yang independen.
Kim Jong Un menambahkan, Korea Utara tidak akan "menyalahgunakan" senjata nuklirnya.
Namun, negara tersebut tetap berniat memperkuat persenjataan nuklirnya, termasuk kemampuan serangan dan hulu ledak dalam berbagai ukuran.
Kim juga menyerukan untuk mengembangkan peralatan termasuk senjata hipersonik, rudal balistik antar-benua (ICBM), satelit mata-mata, dan drone.
Korea Utara sedang mempersiapkan untuk menguji coba dan memproduksi berbagai senjata baru, termasuk roket dengan hulu ledak ganda.
Sementara itu, lanjut Kim Jong Un, penelitian tentang kapal selam nuklir hampir selesai.
Di sisi lain, profesor studi Korea Utara dari Korea University di Seoul, Yoo Ho-yeol, mengatakan Kim Jong Un sengaja memaparkan idenya itu.
"Kim cukup banyak menunjukkan apa yang ada di pikirannya seperti rudal kapal selam, ICBM yang lebih baik, dan senjata canggih lainnya," kata Yoo.
Dia mengatakan, pada dasarnya itulah yang akan dilihat Washington ke depan, yang dapat meningkatkan ketegangan atau membuka pintu untuk pembicaraan.
Seorang peneliti senior di Carnegie Endowment for International Peace, Ankit Panda, mengatakan pernyataan Kim Jon Un tersebut adalah rencana nuklir paling ambisius dalam beberapa tahun terakhir.
"Itu bisa menjadi pertanda kembalinya uji coba nuklir," kata Panda.
Selain itu, pernyataan Kim Jong Un tersebut memberikan tantangan baru terhadap kebijakan luar negeri dari Presiden AS terpilih Joe Biden nantinya.
Belum ada komentar langsung dari Kementerian Luar Negeri AS. Seorang juru bicara kampanye Biden menolak berkomentar.(*)