Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua Sangat Krusial, Begini Penjelasan Ahli

Dosis kedua tak hanya untuk membangun kekebalan kelompok, tetapi juga memperkuat perlindungan dari penyakit dan komplikasi COVID-19 yang serius

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
ist
Vaksin 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Indonesia terus menggenjot proses vaksinasi bagi seluruh warga. Namun tak dipungkiri bahwa ada sebagian warga yang menolak divaksin. Baik itu kedua dosis maupun hanya melakukan vaksinasi tahap pertama saja.

Di negara maju seperti Amerika Serikat, vaksinasi pun menjadi masalah. Ada yang melaksanakan vaksinasi dosis pertama, namun kemudian alfa melaksanakan dosis kedua.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan bahwa sekitar 8 persen orang yang telah menerima suntikan pertama, diketahui telah melewatkan suntikan kedua mereka.

Padahal menurut para ahli, suntikan dosis kedua ini sangat krusial.

Ini penting lantaran tak hanya untuk membangun kekebalan kelompok, tetapi juga memperkuat perlindungan dari penyakit dan komplikasi COVID-19 yang serius.

Baca juga: DIY Targetkan Vaksinasi Pelajar Rampung Akhir November, Kapan Pembelajaran Tatap Muka Dimulai?

“Banyak yang memiliki ilusi bahwa mereka benar-benar terlindungi hanya dengan memanfaatkan satu dosis saja, padahal sebenarnya tidak,” kata Dr. William Schaffner, ahli penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine di Nashville, Tennessee, kepada Healthline.

Dosis pertama, lanjutnya, seperti halnya mempersiapkan pompa, kemudian dosis kedua merupakan proses mengangkat air menggunakan pompa tersebut.

Dua dosis vaksin

Dr. John Zaia, direktur Pusat Terapi Gen City of Hope di daerah Los Angeles dan seorang spesialis dalam penelitian vaksin, mengatakan kepada Healthline bahwa kecenderungan melewatkan dosis kedua telah membuatnya khawatir.

Virus dan variannya, jelasnya, mencari “inang”. Itu berarti bahwa dengan lebih banyak orang yang divaksinasi, virus dapat menyerang mereka yang tidak sepenuhnya divaksinasi.

Dengan varian kuat yang muncul, Zaia menambahkan, dia berharap semua orang bisa melaksanakan kedua dosis vaksin tersebut.

Zaia merujuk sebuah penelitian oleh tim di Rumah Sakit Metodis Houston.

Dalam studi tersebut, ada peningkatan tiga kali lipat pasien yang dirawat di mana mereka hanya menggunakan satu kali dosis vaksin.

Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa dosis total dua suntikan adalah 98 persen efektif untuk mencegah kematian akibat COVID-19. Sementara memilih untuk berhenti pada satu suntikan maka menurunkannya menjadi 64 persen.

Mengapa orang melewatkan dosis kedua? Schaffner melihatnya kebanyakan didasari oleh alasan sepele.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved