Mural di Jembatan Kleringan Kota Yogyakarta Dihapus Satpol PP, Seniman Mural: Bakal Lebih Banyak

Sebuah dinding di bawah Jembatan Kleringan Kewek, Kota Yogyakarta sempat dihiasi lukisan mural bernuansa kritik terhadap pemerintah.

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Yuwantoro Winduajie
Petugas Satpol PP Kota Yogyakarta menghapus coretan vandalisme bernuansa kritik pemerintah di bawah Jembatan Kleringan Kewek, Senin (23/8/2021) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebuah dinding di bawah Jembatan Kleringan Kewek, Kota Yogyakarta sempat dihiasi lukisan mural bernuansa kritik terhadap pemerintah.

Pengendara yang kebetulan melintas pada akhir pekan lalu kemungkinan bakal melihat sebuah pesan yang terpampang jelas di tembok.

"Dibungkam, Stop Represi", tulis seniman mural Bamsuck beserta empat orang rekannya dalam sebuah lukisan mural yang dibuat pada Sabtu (14/8/2021) lalu sekitar pukul 10.30 WIB.

Kurang dalam waktu 24 jam, mural yang terpampang di ruang publik itu langsung mendapat respons dari petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat.  

Baca juga: Evaluasi PPKM Level 4, Kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta Makin Melandai Seminggu Terakhir 

Pada Minggu (22/8/2021) pagi, karyanya sudah tak berbentuk karena dibersihkan oleh petugas.

"Itu kan Jembatan Kewek tempat seniman Yogya berkarya, itu kan hanya karya kenapa belum ada 1x24 jam sudah dihapus oleh oknum aparat dan itu pun tidak masuk tindakan kriminal," terang Bamsuck, Senin (23/8/2021).

Pemuda berusia 27 tahun ini membuat karya tersebut untuk merespons penghapusan mural wajah yang diduga Presiden Joko Widodo dengan mata tertutup bertulis "404: Not Found" di Batuceper, Tangerang, Banten.

"Karena kita mau bersuara, seniman juga rakyat. Rakyat juga berhak bersuara, apa salahnya rakyat bersuara," tandasnya.

Bamsuck mengaku bahwa upaya penghapusan karya mural itu baru dirasakannya kali ini. 

Karena hal tersebut, dirinya pun semakin yakin bahwa pemerintah saat ini memang berlaku represif, sejalan dengan pesan yang dia sampaikan melalui mural.

Bamsuck juga meyakini bahwa dengan adanya penghapusan tersebut, justru bakal memicu kemunculan karya mural lain sebagai bentuk protes terhadap pemerintah.

"Semakin dihapus pasti akan semakin muncul lebih banyak," tegasnya.

"Ke depannya kami akan tetap berkarya lagi, jadi nggak pernah takut. Kita sudah tekad. Waktunya itu bisa dirahasiakan, bisa nanti sore, besok, atau nanti malam," tambahnya.

Baca juga: Evaluasi PPKM, Gugus Tugas Covid-19 Kulon Progo Akan Sosialisasi ke Warga Jalani Isolasi di Isoter

Lebih jauh, merespons adanya penghapusan tersebut, Bamsuck seorang diri juga sempat melakukan aksi protes yakni dengan menuliskan pesan menggunakan cat pilox berwarna merah pada Senin (23/8/2021) sekitar pukul 04.30 WIB pagi tadi.

Dia menulis, "Bangkit Melawan Atau Tunduk Tertindas!" di tempat yang sama. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved