Sebaran Covid-19 di Kota Yogyakarta Mulai Melandai, Kasus Kematian Masih Muncul Setiap Harinya
Kondisi sekarang bisa dikatakan belum menyerupai awal tahun lalu, dimana persebaran Covid-19 masih masif, serta harus diwaspadai.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengklaim kasus Covid-19 di wilayahnya terus melandai sepanjang penerapan PPKM Level 4 yang berakhir hari ini, Senin (16/8/2021).
Hanya saja, penurunan itu belum dapat menyamai kondisi bulan Maret-April 2021 lalu.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Yudiria Amelia, menuturkan jikalau dibandingkan saat puncak lonjakan kasus Covid-19 pada Juli 2021, kondisi saat ini sudah jauh lebih baik.
Tapi, bukan berarti pengenduran prokes layak dilaksanakan.
"Pertumbuhan kasus sudah agak turun. Cuma, harapanya, kalau PPKM dibuka, prokesnya tetap jalan. Jangan sampai mobilitas jalan, tapi prokes mengendur. Kalau seperti itu, kasusnya berpotensi naik lagi," ungkap Yudiria.
Ia pun mengingatkan seluruh warga masyarakat, supaya tidak mengabaikan protokol kesehatan, karena merasa tren sudah membaik.
Terlebih, kondisi sekarang bisa dikatakan belum menyerupai awal tahun lalu, dimana persebaran Covid-19 masih masif, serta harus diwaspadai.
"Sudah lumayan (turunnya), tapi belum seperti pas Maret, dan April kemarin. Artinya sebarannya belum turun banget, cuma sebatas melandai saja begitu," terangnya.
Terlebih, kasus pasien yang meninggal dunia di Kota Yogya pun masih muncul setiap harinya.
Namun, berbeda dengan saat puncak lonjakan bulan lalu, saat ini pasien meninggal dunia hampir seluruhnya merupakan lansia, yang juga memiliki riwayat penyakit bawaan (komorbid).
"Lansia meninggal setiap hari ada, antara 1-5 orang. Tapi, yang kami sampaikan website itu kadang masih banyak, karena penumpukan, faskes lapornya telat, kadang itu inputnya baru satu minggu, dua minggu setelahnya. Sehingga, angkanya jadi naik lagi," tandasnya.
Sementara terkait bed occupancy rate (BOR) bagi pasien Covid-19, dituturukan Yudiria, masih terbilang aman, meski tidak sepenuhnya kosong.
Ia menjelaskan, untuk BOR Non ICU saat ini terisi 70 persen. Lalu, BOR ICU untuk pasien bergejala berat, sudah terisi sekira 90 persen.
"Yang penting warga kita bisa masuk rumah sakit. Kalau kemarin itu kan sempat banyak yang tak kebagian kamar, karena memang seperti balapan gitu, ya, faskes tidak bisa pilih-pilih warga kota atau bukan," ungkapnya.
"Sampai sekarang yang dirawat di RS rujukan itu sebagian besar memang warga luar kota, paling yang warga kota hanya tiga, atau empat," lanjut Yudiria. (*)