Kisah Satya Swandaru, Pria Asal Bantul Buka Jasa Antar Jemput Pasien Covid-19 dengan Mobil Pribadi

 Jiwa sosial yang tinggi melekat pada sosok Satya Swandaru. Pria berusia 36 tahun ini merelakan tenaga dan waktunya untuk mengantar jemput pasien

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
Twiitter @ellyaqul
Twiitter @ellyaqul 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Jiwa sosial yang tinggi melekat pada sosok Satya Swandaru. Pria berusia 36 tahun ini merelakan tenaga dan waktunya untuk mengantar jemput pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan di fasilitas layanan kesehatan. 

Segala upaya itu ditempuh seorang diri dengan memanfaatkan mobil pribadinya.

Ide untuk membuka layanan antar jemput pasien tersebut tak ujug-ujug datang. Namun berawal ketika bapak satu anak ini hendak menolong temannya yang terpapar Covid-19.

Baca juga: Dampak Abu Gunung Merapi, Tanaman Sayur Warga di Desa Sengi Magelang Rusak

Kala itu, rekannya enggan memanfaatkan mobil ambulans untuk mengantarnya ke rumah sakit karena merasa takut. 

Sedangkan jasa transportasi online juga tak ada yang berani memberikan layanan. Satya pun bergegas memberi pertolongan dengan mengantarnya ke rumah sakit. 

"Dulu kan ambulans yang datang kayak seram. Apalagi terus diangkut pakai baju hazmat kan teman saya takut. Teman saya nyari taksi online tapi banyak ditolak jadi dia nggak bisa ke rumah sakit," terang Satya melalui sambungan telepon, Senin (11/8/2021).

Dari pengalaman tersebut, Satya justru ingin membantu lebih banyak orang lagi.

Dia pun memulai kerja kerelawanannya dengan membagikan informasi jasa layanan antar jemput pasien Covid-19 melalui aplikasi pesan singkat kepada teman-temannya.. 

Namun seiring berjalannya waktu, jasa yang ditawarkan Satya semakin luas dan kian banyak orang yang memanfaatkannya. 

Bahkan layanan antar jemput Satya ini sebelumnya sempat viral di media sosial. Salah satu akun Twitter membagikan kontak Satya kepada warga yang membutuhkan.

"Sebenarnya ini sudah enam bulan. Sebelumnya cuma share di grup teman saya terus malah nyebar kemana-mana," beber pria asal Sewon, Bantul ini.

Bagi pengguna jasa layanan antar jemput, diperkenankan untuk membayar seikhlasnya. Jika pasien itu tak sanggup membayar, Satya pun tidak merasa keberatan.

"Itu (pengguna jasa) macam-macam dari yang tidak mampu, ada mahasiswa juga ada. Ada beberapa kali bilang seperti itu (tidak punya uang) saya tidak masalah. Kasarannya kan sebenarnya subsidi silang ada yang ngasih banyak kan bisa pengganti buat bensin (pasien lainnya)," ujarnya.

Di tengah kesibukannya membantu sesama, Satya mengaku bahwa itu tak menganggu pekerjaan utamanya sebagai pegawai swasta.

Sebab, Satya bisa bekerja secara daring sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan.

"Pekerjaan bisa saya handle sendiri tidak mengganggu. Kalau waktu keluarga sebenarnya sebelum ini kan saya memang di pekerjaan sering lembur luar kota jadi sudah terbiasa," ujarnya. 

Setya mengungkapkan, di masa awal pandemi Covid-19, jumlah pasien yang diantarnya tergolong minim. Yakni hanya sekitar satu hingga dua orang selama seminggu.

Ketika lonjakan kasus Covid-19 terjadi, semakin banyak orang yang menggunakan jasanya. Belakangan ini, dirinya bisa menerima empat permintaan penjemputan dalam sehari. Bahkan, belum lama ini, Satya sempat mengantar tujuh pasien dalam sehari.

"Rekor dua hari yang lalu (mengantar) tujuh orang. Itu (malamnya) masih ada yang nelpon tapi tidak saya angkat karena takut kondisi saya drop karena itu (ditelpon) jam 2 pagi. Terus terang saya waktu itu capai sekali karena (mengantar) tujuh orang itu sudah sangat melelahkan," terangnya.

Masker Empat Lapis

Untuk meminimalisasi paparan Covid-19, interior kendaraan yang Satya gunakan sehari-hari untuk mengantar pasien sudah dimodifikasi. 

Satya memasang sekat pembatas antara kursi penumpang dengan ruang kemudi di bagian depan.

Satya pun selalu memakai masker hingga empat lapis dan kacamata anti debu maupun bakteri untuk meminimalisasi paparan virus korona.

Baca juga: Piala Super UEFA Chelsea Vs Villarreal: Preview, Prediksi Susunan Pemain dan Kabar Terkini  

Mobil Daihatsu Ayla miliknya itu pun langsung didekomentasi secara mandiri usai digunakan untuk mengantar pasien.

"Setelah saya mengantar saya biasanya cari tempat yang agak longgar di RS langsung saya semprot disinfektan. Saya tunggu setelah setengah jam mobil semua bagasinya baru jalan lagi," jelasnya.

Kekhawatiran terpapar virus korona terus menyelimuti Satya saat mengantar pasien Covid-19. Namun itu disiasati dengan rutin menjaga kesehatan tubuhnya.

Selama masih merasa sehat, Satya mengaku bakal terus membantu warga yang membutuhkan.

"Saya juga istilahnya vitamin saya banyakin, jam 10 juga berjemur. Selama saya masih sehat saya tetap jalan," ungkap Satya. (tro)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved