Vaksin Dosis Ketiga untuk Masyarakat Umum Dijadwalkan Mulai Tahun Depan, Ini Penjelasan Kemenkes
Vaksin dosis ketiga yang ditujukan bagi masyarakat umum ini dijadwalkan mulai dilakukan pada tahun 2022 mendatang.
TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan (Kemenkes) merencanakan bakal memberikan suntikan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster vaksin untuk masyarakat umum.
Vaksin dosis ketiga yang ditujukan bagi masyarakat umum ini dijadwalkan mulai dilakukan pada tahun 2022 mendatang.
Saat ini, vaksin dosis ketiga atau booster juga sudah mulai dilakukan oleh kemenkes RI.
Hanya saja, untuk saat ini pemberian vaksin dosis ketiga tersebut dilakukan kepada kalangan tenaga kesehatan (nakes).
Baca juga: Telah Terima Kiriman Vaksin, Pemda DI Yogyakarta Segera Proses Distribusi ke Kabupaten/Kota
Baca juga: Ribuan Penyandang Disabilitas di DI Yogyakarta Dapat Alokasi Vaksin Covid-19 dari Pemerintah Pusat
Vaksin dosis ketiga yang dilakukan bagi kalangan nakes menggunaka jenis vaksin Moderna.
Kalangan nakes memang menjadi prioritas untuk menerima suntikan vaksin dosis ketiga.
Pasalnya, para nakes merupakan garda terdepan yang kerap dan langsung berhadapan dengan penanganan pasien Covid-19.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, dalam rekomendasi ITAGI, vaksinasi dosis ketiga (booster) untuk masyarakat direncanakan digelar setelah 12 bulan atau tahun depan.
Hal tersebut dilakukan mengingat terjadi penurunan imunitas setelah enam bulan dari penyuntikan kedua vaksin Sinovac.
Dengan begitu, booster vaksin untuk masyarakat perlu direncanakan.

"Titer antibodi ada penurunan untuk vaksin Sinovac, maka bisa direncanakan booster tapi setelah 12 bulan, tahun depan kita laksanakan booster kepada masyarakat umum," kata Nadia dalam diskusi secara virtual yang digelar Puan Amanat Nasional, Rabu (4/8/2021).
Nadia menegaskan, hingga saat ini, vaksin dosis ketiga hanya diberikan untuk tenaga kesehatan. Sebab, kata dia, nakes lebih berisiko terpapar Covid-19 dibandingkan kelompok masyarakat lainnya.
"Kita tahu risiko terpaparnya nakes itu sangat besar pada saat kasus meningkat jauh, sehingga perlu ditambah proteksi tambahan," ujarnya.
Baca juga: Lonjakan Kasus Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia Selama Juni-Juli Naik 348 Persen
Baca juga: Program Vaksinasi Covid-19 di Stasiun Yogyakarta dan Solo Balapan Hanya Layani Dosis Kedua
Lebih lanjut, Nadia mengatakan, ITAGI juga menyarankan agar ada penelitian penunjang guna mendapatkan data yang evidence based untuk menentukan vaksinasi booster pada semua masyarakat secara massal.
Adapun penelitian yang disarankan adalah pemeriksaan titer antibodi anti-RBD pada 2-4 minggu pasca-vaksinasi booster dilakukan secara acak.
Kemudian, pemantauan break-through of severe Covid-19 case pada semua nakes yang diberikan booster vaksin.
( kompas.com )