PPKM Level 4 Diperpanjang, Pemda DIY Fokus Perkuat 3T dan Tekan Angka Kematian Pasien Covid-19
Kebijakan PPKM Level 4 di DI Yogyakarta diperpanjang mulai 3 hingga 9 Agustus 2021 mendatang. Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kebijakan PPKM Level 4 di DI Yogyakarta diperpanjang mulai 3 hingga 9 Agustus 2021 mendatang.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan, selama perpanjangan PPKM Level 4, Pemda DIY masih berfokus untuk menekan laju penularan di wilayah ini.
Salah satunya dengan memperkuat 3T atau tindakan melakukan tes Covid-19 (testing), penelusuran kontak erat (tracing), dan tindak lanjut berupa perawatan pada pasien COVID-19 (treatment).
Aji melanjutkan, dalam sehari Pemda DIY mampu melakukan pemeriksaan hingga 6 ribu sampel dengan metode tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di 19 laboratorium maupun dengan metode rapid test antigen.
Baca juga: Diduga Kabur, Seorang Pasien RS Lapangan Khusus Covid-19 Bantul Ditemukan Tewas di Kolam Ikan
"Testing kita lakukan lebih banyak dengan cara menambah kapasitas lab kemudian kita tambah dengan tes antigen," terangnya, Selasa (3/8/2021).
Namun belakangan ini jumlah sampel yang diperiksa mengalami penurunan. Bahkan sempat hanya ada sekitar 3 ribu sampel yang dites dalam sehari. Menurutnya, hal ini disebabkan karena hasil tracing yang juga menurun.
"(Turun) karena hasil tracing-nya (sedikit). Hasil tracing yang tidak menunjukkan kemungkinan ada yang positif kan percuma kita lakukan tes," terangnya.
Lebih jauh, Pemda DIY juga berfokus untuk menekan angka kematian pada pasien Covid-19.
Aji pun mengutip data yang dihimpun Posko Dukungan Penanganan Covid-19 DIY. Sepanjang Juli 2021 lalu terdapat 3.132 jenazah yang dimakamkan dengan prosedur Covid-19.
Artinya, dalam sehari rata-rata ada 101 giat pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19.
"Peningkatan tinggi di bulan Juni hingga Juli dengan kelipatan 6 kali lipat dari 525 yang tercatat di bulan Juni," bebernya.
Aji melanjutkan, dari 3.132 jenazah, sebanyak 2.034 diantaranya dijemput oleh tim di RS rujukan Covid-19 serta 163 jenazah dijemput dari RS non rujukan.
Untuk pasien yang meninggal saat menjalani isolasi di rumah tercatat ada 781 jenazah.
"Jumlahnya (kematian isoman) meningkat 19 kali lipat dibandingkan pada Juni lalu yang tercatat ada 42 kematian," imbuhnya.
Untuk menekan angka kematian tersebut, Aji terus mendorong agar warga yang sakit dapat segera memanfaatkan fasilitas selter karantina yang disediakan pemerintah.
Sebab, jika menjalani karantina di selter, kondisi pasien akan terus terpantau oleh petugas.
Baca juga: Data Tak Sinkron, Sejumlah Penerima di Sleman Belum Dapat Bansos Tunai
"Kalau memberat sakitnya maka isoter akan merekomendasikan untuk mengirimkannya ke rumah sakit," jelas Aji.
Pihaknya pun telah membentuk satgas penebalan nakes yang memiliki tugas khusus mengawasi pasien isoman. Sebanyak 100 tenaga kesehatan telah direkrut untuk membentuk tim ini.
"Satgas penebalan nakes terjun ke lapangan mengunjungi rumah-rumah atau secara daring melalui telemadecine. Intinya memantau keberadaan atau kondisi yang isoman apabila ada saturasi yang menurun," jelasnya.
Selain itu, saat ini Pemda DIY juga tengah menyalurkan bantuan keuangan yang bersumber dari Dana Keistimewaan (Danais) sebesar Rp 22,6 miliar. Penyalurannya dilakukan di kalurahan-kalurahan yang ada di DIY.
Penggunaannya juga untuk membiayai pasien yang menjalani isolasi mandiri di desa-desa.
"Bantuan pada isoman masuk kepada kelompok BKK (Bantuan Keuangan Khusus) yang akan kita berikan kepada kalurahan-kalurahan. Itu dananya digunakan isoman," paparnya. (tro)