PLN Andalkan Teknologi untuk Dukung Energi Bersih dan Tren 3D

PT PLN (Persero) melihat bahwa keandalan teknologi akan sangat menentukan upaya menuju Nol Emisi Karbon

Ist
Zulkifli Zaini, Direktur Utama PLN dalam Pekan Inovasi Energi Baru dan Terbarukan Indonesia yang digelar oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 

“BPPT melaksanakan asesmen ataupun audit teknologi dari berbagai kegiatan Energi Baru Terbarukan di bidang bahan bakar dan ketenagalistrikan,” ujarnya.

Lebih jauh BPPT menurutnya mengimplementasikan semua upaya dalam merancang prototype, menghasilkan pilot plant hingga aktif dalam peta jalan pengembangan industri komponen dan hulu.

Terlebih dalam pengembangan bahan bakar dan ketenagalistrikan ini mesti mengutamakan komponen dalam negeri.

BPPT pun menurutnya memiliki berbagai fasilitas pengujian atau laboratorium industri di berbagai bidang teknologi.

Termasuk untuk kajian dan penerapan di sektor energi. Hammam juga mencontohkan bagaimana kajian teknologi PLTP Condensing yang menurutnya ramah lingkungan.

“Untuk mengatasi energi gas rumah kaca, maka banyak pembangkit yang perlu kita kembangkan dengan misi utama untuk menjadi pembangkit yang ramah lingkungan dengan emisi CO2-nya kurang dari 10% dibanding PLTU Batubara,” ujarnya.

Arifin Tasrif, Menteri Energi Sumber Daya Mineral mengungkapkan bahwa dalam transisi energi menuju Nol Emisi Karbon akan dilakukan secara cermat agar masuknya EBT dalam bauran energi tidak menimbulkan masalah teknis dan sosial.

Untuk menuju energi hijau, menurutnya mesti ada langkah substitusi, konversi energi primer posil hingga memperbesar porsi bauran EBT.

“Sekarang ini kita melihat bahwa teknologi fotovoltaik maju demikian pesat. Kita berharap PLTS Atap, rooptop ini bisa kita dorong cepat” ujar Arifin.

Lebih jauh ia memberi contoh bagaimana Vietnam yang saat ini sudah memanfaatkan rooptop menghasilkan energi sebesar 17 GW dalam dua tahun terakhir.

Sampai 2020 kemarin negara itu menurutnya bisa menyelesaikan 9 GW sementara di Indonesia masih sekitar 100 MW.

“Ini yang akan jadi fokus kita, bagaimana kita bisa meng-accelarate ini untuk meningkatkan bauran kita” ujarnya.

Secara umum untuk strategi jangka panjang sektor energi menuju Netral Karbon 2060, Arifin menyebutkan akan dilakukan akselerasi pada 2040 mendatang.

Selanjutnya melakukan pengembangan EBT secara massif baik dari pembangkit listrik tenaga surya hingga pembangkit panas bumi, termasuk skala kecil.

Selanjutnya akan dilakukan pengembangan interkoneksi transmisi dan smart grid hingga pengurangan energi fosil dan pemanfaatan teknologi CSS (Carbon Capture and Storage) dan CCUS. (rls)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved