Sport
Arif Dwi Pangestu Ungkap Penyebab Kekalahannya Lawan Pemanah Asal Jerman di Olimpiade Tokyo 2020
Pemanah asal DI Yogyakarta, Arif Dwi Pangestu membeberkan penyebab kekalahannya dari wakil Jerman, Florian Unruh di Olimpiade Tokyo 2020.
Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Pemanah asal DI Yogyakarta, Arif Dwi Pangestu yang mewakili Indonesia dalam Olimpiade Tokyo 2020 membeberkan penyebab kekalahannya dari wakil Jerman, Florian Unruh di babak penyisihan recurve perorangan putra di Yumenoshima Archery Park Field, Tokyo, Jepang, Selasa (27/07/2021).
Ia menyebut sempat kebingungan mengatasi kondisi angin yang ekstrim sehingga mengganggu konsentrasinya.
Perlu diketahui, badai taifun menghampiri Tokyo sejak 03.00 dini hari hingga siang waktu setempat.
"Anginnya kencang dan berubah-ubah. Terkadang ke kanan dan juga ke kiri. Cuacanya ekstrim sangat terasa ke badan dan kontrol tangan kiri juga sangat berbeda. Tapi, pas latihan soalnya cuaca mendung seperti kayak antara hujan apa nggak. Dan, kalaupun terjadi hujan mungkin lebih susah lagi," kata Arif Dwi Pangestu yang ditemui Tim Media NOC Indonesia usai pertandingan.
Baca juga: Selepas Olimpiade Tokyo 2020, Arif Dwi Pangestu Fokus Bela DI Yogyakarta di PON XX Papua
Kendati demikian ia sempat fokus mengatasi persoalan anginnya di set kedua.
Namun, kondisi angin yang berubah ubah itu kembali membuat konsentrasinya hilang.
"Anginnya cukup merepotkan dan cepat sehingga berubah konsentrasi. Kalau badai ya pasti anginnya gede banget kan tetapi ini bukan badai jadi kayak ya bingung bingung gimana gitu. Itu sangat mempengaruhi konsentrasi karena waktu latihan juga tidak pernah kena angin seperti itu. Baru kali ini anginnya seperti itu," beber atlet berusia 17 tahun itu.
Arif menyebut selain sang lawan adalah satu di antara atlet panahan terbaik dunia, Unruh juga bisa memanfaatkan kesempatan main lebih dulu sehingga lebih mudah membidik sasaran.
"Tadinya, saya kurang cermat di seri terakhir jadi lawan ya lebih cepat menyelesaikan. Karena, dia lebih enak main di mana lebih dulu menemukan tempat," kata siswa SMA 1 Sewon Bantul itu.( Tribunjogja.com )