Kisah Inspiratif

Kisah Perjuangan Dyah Ayuning Tyas, Anak Petani Kulonprogo yang Kuliah di UNY Tanpa Dipungut Biaya

Semangatnya tidak surut meski sejak tahun 2020 dirinya harus belajar dari rumah untuk menekan penyebaran virus corona di masyarakat.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA/Istimewa
Dyah Ayuning Tyas, calon mahasiswa baru FE UNY Prodi Manajemen bersama kedua orang tuanya 

Meski sudah mantap menuju Perguruan Tinggi Negeri (PTN), hati Ayu masih berdebar-debar. Dia takut tidak diterima. Padahal, dia sendiri juga tidak punya rencana cadangan.

Maka, hanya doa orang tua yang bisa mengantarkannya mendapatkan kursi di Prodi Manajemen FE UNY.

“Saya tahu, di prodi itu cukup ketat ya. Favorit di kampus. Jadi, saya minta doa restu dulu sama orang tua. Saat pengumuman, hampir saja pesimis tapi ternyata ya keterima,” paparnya lagi.

Ingin masuk STAN

Jauh sebelum dirinya memantapkan menjadi mahasiswa, sebenarnya Ayu ingin masuk ke sekolah kedinasan yakni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

Sayang, pandemi ini benar-benar membuyarkan mimpinya menjadi mahasiswa STAN lantaran di tahun 2020, STAN tidak membuka pendaftaran.

Di tengah hal tidak pasti ini, Ayu pun memberanikan diri untuk tidak memilih STAN. Dia tidak mau bertaruh menunggu seleksi STAN 2021 di masa pandemi Covid-19 .

“Sejak awal SMA, saya itu fokusnya STAN sebenarnya. Mau sekolah di STAN tapi pandemi gini ini bikin rencana buyar karena tidak buka (pendaftaran) di tahun 2020. Saya was was gimana kalau di 2021 nanti tidak buka,” ucapnya.

Pertimbangan demi pertimbangan dia pikirkan. Plus minus menjadi mahasiswa PTN terus masuk dalam pikirannya.

“Akhirnya, saya putuskan lebih baik saya ke universitas saja deh. Takut kalau STAN tidak buka dan pas kerja saya ditaruh di luar Jawa, kasihan bapak ibu,” tutur Ayu yang merupakan anak pertama ini.

Harapan orang tua kepadanya cukup tinggi. Maka dari itu, dia mengupayakan kuliah tanpa dipungut biaya.

“Saya punya adik satu masih kelas tiga SD. Daftar KIPK juga karena kasihan sama bapak yang kerjanya petani. Pendapatan tidak menentu, tergantung harga sayur di pasar. Ibu tidak bekerja,” tandasnya.

Ia berharap bisa meraih titel sarjana yang selama ini sudah dia impikan agar bisa menaikkan derajat orang tua. (ard)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved