Tak Ada Rp 5 Juta, Pemakaman Tukang Becak Positif Covid-19 di Kota Yogyakarta Terkendala Biaya
Tukang becak bernama Bilal (84) yang ditemukan meninggal di becaknya dalam posisi meringkuk, ternyata positif Covid-19. Tak hanya sampai di sana,
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tukang becak bernama Bilal (84) yang ditemukan meninggal di becaknya dalam posisi meringkuk, ternyata positif Covid-19.
Tak hanya sampai di sana, cerita pilunya pun berlanjut ketika jenazah Bilal tak dapat segera dikebumikan karena terkendala biaya.
Lurah Patehan, Handani BS menjelaskan bahwa status almarhum Bilal yang terjangkit Covid-19 membuat petugas kepolisian yang hadir sejak petang harus menunggu petugas dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan BPBD Kota Yogyakarta.
Evakuasi harus sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.
Baca juga: UPDATE Covid-19 DI Yogyakarta 24 Juli 2021: Tambah 1.628 Kasus, 87 Pasien Dilaporkan Meninggal
“Positif, dibawa ke RSUD Kota Yogyakarta. Setelah itu, kami informasi ke keluarga jika almarhum sudah ada di RSUD,” tambah Handani lagi.
Permasalahan tidak selesai sampai di sini. Ahli waris satu-satunya itu tidak memiliki biaya memakamkan jenazah yang mencapai Rp 5 juta.

Jenazah Bilal masih ada di RSUD Kota Yogyakarta hingga tiga hari kemudian, Rabu (21/7/2021).
Mau tidak mau, sebagai Lurah, Handani harus menyelesaikan masalah ini.
“Saya inisiatif ke Bantul. Waktu itu sama Aiptu Sunaryanto, Panit I Binmas Polsek Kraton. Kami kesana murni mendorong keluarga untuk segera menyelesaikan administrasi di RS. Apalagi, jenazah pasien positif,” ucapnya.
Birokrasi bertumpuk dan berlarut-larut membuat Handani bingung. Di satu sisi, ahli waris tak mau membayar dan tidak mau mengurus berkas penyerahan apabila memang tidak mampu untuk memakamkan jenazah.
Di sisi lain, biaya bedah bumi tidak bisa ditanggung Dinas Sosial Kota Yogyakarta lantaran almarhum masih ada KTP dan memiliki ahli waris.
“Mau bagaimana lagi, ada aturan dan prosedur seperti itu,” katanya.
Atas nama kemanusiaan, Handani merelakan uang Rp 5 Juta dari kantong pribadinya untuk memakamkan Bilal.
Untuk biaya pemulasaraan Covid-19 masih menjadi tanggung jawab pemerintah. Sehingga, Handani tidak membayar ke RSUD Kota Yogyakarta.
Dia tidak tega Bilal sudah berada tiga hari di RS dan tidak bisa dikebumikan apabila tidak ada biaya yang dibayarkan.