Headline

Farras dan Farhan Pilih Berlatih Bela Diri Karena Mencintai Taekwondo

Kakak beradik asal DIY, Muhammad Farras Azmi dan Muhammad Farhan Sidiq kompak mengukir prestasi di bidang olahraga.

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA/ Taufiq Syarifudin
M Farras Azmi (kiri) dan M Farhan Sidiq ketika ditemui disela-sela latihannya. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kakak beradik asal DIY, Muhammad Farras Azmi dan Muhammad Farhan Sidiq kompak mengukir prestasi di bidang olahraga. Keduanya, baru saja unjuk gigi dalam kejuaraan taekwondo nomor poomsae tingkat nasional dan internasional.

Farras sudah cukup lama menggandrungi olahraga bela diri asal Korea Selatan itu, tepatnya saat duduk di kelas 1 SD. Saat itu Ia kerap mendapat perundungan dari teman-temannya.

"Dulu suka dibully, suka diganggu juga kalau pas pelajaran. Lalu dikenalkan oleh bapak olahraga taekwondo, saya pun mau," kata Farras, Kamis (23/7/2021).

Awalnya tujuan Farras mengikuti taekwondo agar dapat membela diri sendiri dari orang-orang yang suka menjahilinya. Namun lama kelamaan dengan kecintaannya terhadap taekwondo, Farras justru menjadi langganan juara saat mengikuti kejuaraan.

Kendati dengan alasan seperti itu, ternyata Farras mengaku lebih menyukai nomor poomsae ketimbang kyorugi yang harus bertanding secara fisik dengan lawannya. Namun ia juga tetap senang jika ke depan dapat mengikuti kejuaraan di nomor kyorugi. Selain menantang ia juga ingin menguji batas kekuatannya.

Sejak mengikuti latihan taekwondo, Farras telah berganti sebanyak tiga kali di dojang yang berbeda, saat ini ia bergabung dengan Fighting Soul Taekwondo (FST) yang kerap berlatih di Gor Karangwaru atau SCH. Atlet yang juga bersekolah di SMP Al-Azhar ini selanjutnya mengatakan senang bisa berada di FST karena mendapat teman-teman baru yang sangat suportif satu sama lain.

"Di sini senang dapat teman-teman baru, dan yang penting tidak ada saling membully," ujarnya.

Hingga kini, Farras dan Farhan masih giat berlatih taekwondo. Bahkan ketika kebanyakan anak-anak seusianya lebih banyak menghabiskan waktu dengan gawai untuk sekedar bermain game atau menonton video di layanan streaming.

Tambah porsi latihan
Bagi Farras dan Farhan, berlatih taekwondo lebih penting daripada bermain gawai di rumah. Hal itu pun dibuktikan oleh Farras yang kerap menambah waktu latihan pada pagi hari sebelum sore harinya berlatih bersama di GOR Karangwaru.

"Saya sering nambah latihan sendiri kalau pagi, biasanya Farhan ngikut latihan juga," bebernya.

Begitu pula dengan Farhan setiap sore jadwal latihan tiba, ia adalah anak berusia delapan yang tidak mau sampai ketinggalan tiap sesinya. Sang ayah, Nanang bercerita, Farhan akan menangis jika ia tidak ikut berlatih taekwondo dengan teman-temannya.

Bahkan beberapa kali saat orang tuanya ada urusan ke luar kota, Farras dan Farhan lebih memilih tetap berlatih ketimbang ikut kedua orang tuanya, meskipun dalam waktu cukup lama.

"Mereka itu paling semangat kalau latihan, diajak orangtuanya ke luar kota karena ada urusan, mereka gak mau, ingin latihan saja katanya, biar nanti di rumah sama ART (Asisten Rumah Tangga)," jelas Nanang.

Selain itu, ternyata kecintaannya menggeluti taekwondo menurun dari sang ayah yang semasa mudanya sering ikut berlatih bela diri. Nanang pun berharap kedua anaknya memiliki jiwa pemberani, serta menjadi sosok pemimpin di masa yang akan datang. Baginya urusan mendapat gelar juara adalah belakangan.

"Buat saya piagam juara itu mengikuti, kalau mereka serius pasti juara juga akan didapat," tandasnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved