Mahasiswa KKN UGM Digerakkan untuk Jadi Sukarelawan Bantu Masyarakat yang Terdampak Covid

sebanyak mungkin mahasiswa KKN-PPM UGM untuk menjadi sukarelawan gerakan masyarakat membantu masyarakat terdampak Covid-19

ist
Direktor DPKM UGM Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D. meminta mahasiswa KKN-PPM UGM menjadi sukarelawan gerakan masyarakat membantu masyarakat terdampak Covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM - Direktur Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat (DPKM) UGM Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D. mengajak sebanyak mungkin mahasiswa KKN-PPM UGM untuk menjadi sukarelawan gerakan masyarakat membantu masyarakat terdampak Covid-19.

Hal ini disampaikan dalam pertemuan daring DPKM yang menghadirkan 211 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), 18 Koordinator Wilayah (Korwil), beserta tenaga ahli Disaster Response Unit (DERU).

Perwakilan mahasiswa pun hadir dari 211 lokasi KKN-PPM UGM yang tersebar di 24 provinsi, 70 kota/kabupaten, 178 kecamatan/kapanewon, dan 441 desa/kelurahan seluruh Indonesia.

Sejumlah 6.029 mahasiswa ini melakukan KKN sejak 5 Juli 2021 hingga 23 Agustus 2021.

Saat ini fasilitas pelayanan kesehatan semakin kesulitan melayani masyarakat akibat bertambahnya pasien Covid-19.

Bahkan beberapa ruang belajar terdekat dengan rumah sakit diubah menjadi ruang bagi pasien-pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang.

“Saya melihat tenda dibuka di depan fasilitas gawat darurat untuk layanan darurat. Pasien-pasien akan dilayani di bawah tenda. Hal ini menunjukkan di aras hilir, pelayanan kesehatan rumah sakit sudah tidak mampu,” terang Irfan, 19/7.

Shelter masyarakat pun banyak dibangun guna isolasi mandiri (isoman). DERU UGM sudah membantu shelter isoman desa dengan hampir ribuah Alat Pelindung Diri (APD) dan kasur.

Namun yang terjadi kemudian adalah adanya korban saat isolasi mandiri. Mereka belum terpantau dengan baik sehingga saat kondisinya sudah memburuk barulah diketahui, dan akhirnya tidak tertolong.

Sempat pula, ketersediaan oksigen tidak mencukupi dan kebutuhan akan peti jenasah semakin meningkat.

Menyikapi perkembangan ini, Irfan berusaha menggerakkan mahasiswa KKN-PPM UGM untuk menjadi sukarelawan dalam gerakan masyarakat membantu masyarakat.

Menurut Ashar Saputra, ST., MT., Ph.D., mahasiswa KKN bisa membuat peti mati bekerja sama dengan keluarga alumni Gadjah Mada (KAGAMA) dan dikelola bersama komunitas pemuda/karang taruna setempat.

“Tim KKN bisa menjadi creator kelompok yang bisa produksi peti mati. Dari triplek dan dipotong-potong standar, selanjutnya disusun dan dipaku dengan paku 4 cm. Tidak perlu diukir dan berbentuk indah, namun sesuai kebutuh saja. Lalu pengecatan agar permukaan kayu tidak meresap air. Rekomendasi berikutnya diberi lapisan plastik tambahan agar tidak ada cairan yang bisa keluar dari kotak ini,” terang dosen Teknik Sipil UGM yang menyelesaikan doktornya di Chulalongkorn University, Thailand dalam rilis kepada tribunjogja.com.

Mahasiswa dapat pula memantau relawan isoman setiap pagi dan sore, menyapa mereka dengan menanyakan kondisinya, membimbing dan mencatat saturasinya.

Mahasiswa melakukan konseling jarak jauh via WA, dukungan telemedicine, mencarikan obat, atau medical kit seperti thermometer dan oksimeter, serta dukungan pemenuhan makan sehari-hari.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved