Begini Analisa Epidemilog Soal Target Herd Immunity yang Disampaikan Oleh Presiden Jokowi

Begini Analisa Epidemilog Soal Target Herd Immunity yang Disampaikan Oleh Presiden Jokowi

Editor: Hari Susmayanti
SETPRES/AGUS SUPARTO
Presiden Joko Widodo meninjau kesiapan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, yang diresmikan sebagai tempat isolasi dan perawatan bagi pasien Covid-19, Jumat (9/7/2021) hari ini. Presiden Jokowi menuturkan pemerintah menyiapkan 900 tempat tidur isolasi, 50 ICU (intensive care unit), dan 40 HCU (high care unit) di Asrama Haji Pondok Gede. 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menilai target Presiden Jokowi untuk mencapai herd immunity di Pulau Jawa pada Agustus tahun ini tidak mungkin bisa tercapai.

Sebab, untuk herd immunity minimal ada tiga variabel yang tercapai.

Ketiga variabel itu yakni treshold atau cakupan orang yang divaksin, angka penularan Covid-19 yang minim serta adanya vaksin yang memiliki proteksi atau fungsi yang maksimal untuk mencegah penularan.

Sementara untuk bisa mencapai herd immunity tidak bisa dilaksanakan secara instan, namun harus dilakukan melalui proses yang panjang dan ketiga variabel harus terpenuhi semuanya.

"Jadi kalau disebut herd immunity Agustus ya tidak mungkin. Yang bisa tercapai itu ya pada akhir tahun 2021 itu bisa tercapai cakupan vaksinasi (di Jawa) 85 persen," ujarnya seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com dalam artikel berjudul "Jokowi Targetkan Herd Immunity di Pulau Jawa Tercapai Akhir Agustus, Mungkinkah?", Rabu (21/7/2021).

Artinya, baru satu variabel yang tercapai, yakni target penyuntikan sebagai pendukung kondisi kekebalan komunitas.

Lebih lanjut Dicky menjelaskan, untuk mencapai herd immunity ada tiga variabel yang harus dicapai secara bersamaan.

Pertama, treshold atau cakupan orang yang divaksin.

"Menurut saya saat ini minimal cakupan vaksinnya 80 persen dari keseluruhan total penduduk," kata Dicky.

Hal ini berdasarkan kondisi pandemi terbaru yang mana terdapat varian delta virus corona yang penularannya sangat cepat.

Variabel kedua adalah angka reproduksi (penularan) kasus Covid-19 diupayakan ditekan serendah mungkin.

"Ini tentu tergantung kepada proses testing, tracing, treatment serta disiplin protokol kesehatan 5M," tegas Dicky.

Kemudian variabel ketiga adalah adanya vaksin yang memiliki proteksi atau fungsi maksimal dalam mencegah penularan.

Menurut Dicky belum ada jenis vaksin yang secara dominan memberikan proteksi itu.

"Apalagi dengan adanya varian delta ini. Ini saya memprediksi walaupun vaksin berbasis mRNA sekalipun belum bisa mengatasi hingga 70 persen juga ya. Ini datanya belum firm semua," tutur Dicky.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved