Update Corona di DI Yogyakarta
Dinkes DIY Ungkap Penyebab Ratusan Pasien Isoman Covid-19 Meninggal Dunia
Sepanjang Juni-Juli ini, sebanyak 106 warga di DIY meninggal saat menjalani isoman.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY masih mengalami lonjakan meski Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat tengah diberlakukan.
Kenaikan kasus secara signifikan juga berimbas pada penuhnya 27 RS rujukan Covid-19 di DIY sehingga sebagian besar masyarakat memilih untuk menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Bahkan sepanjang Juni-Juli ini, sebanyak 106 warga di DIY meninggal saat menjalani isoman.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie mengungkapkan, penambahan kasus terkonfirmasi di DIY disebabkan karena masyarakat masih abai untuk menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Update Covid-19 DI Yogyakarta 15 Juli 2021, Tambah 2.706 Kasus, 54 Pasien Meninggal Dunia
Penularan pun telah menjalar hingga lingkup keluarga.
Masyarakat kemudian memilih untuk menjalani isolasi mandiri di rumah ketimbang di selter yang telah disiapkan pemerintah.
Padahal, acap kali rumah pasien tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai tempat isolasi.
"Itu bisa dilakukan sepanjang persyaratan isoman itu dipenuhi. Misalnya ada kamar tersendiri yang terpisah, beriktu dengan kamar mandi tidak bercampur. Kalau itu tidak dipahami dengan benar maka itu akan memperburuk keadaan yang bersangkutan," terang Pembajun.
"Beberapa warga masih memilih isoman daripada selter. Ini yang disampaikan Dinsos. Pemerintah sudah hadir menyediakan selter itu tapi masih ada yang memilih isoman," tambahnya.
Pembajun mengingatkan, bila ada anggota keluarga tengah menjalani isoman, yang bersangkutan wajib melapor ke Puskesmas setempat sehingga faskes bisa melakukan pengawasan dan pemantauan.
Baca juga: Suami Istri di Sleman Meninggal Dunia Saat Isolasi Mandiri, Jenazah Tertahan Selama 9 Jam
"Kuncinya pengawasan kalau isoman, bisa diawasi dengan baik atau tidak," terangnya.
Pembajun melanjutkan, sepanjang PPKM Darurat pihaknya telah menggencarkan pelaksanaan tracing dan testing secara masif.
Tujuannya untuk segera memutus rantai penularan Covid-19.
Dia mengklaim bahwa pengetesan yang dilakukan saat ini telah melampaui standar WHO sebanyak dua kali lipat.
Hal ini juga berimbas pada tingginya kasus Covid-19 yang ditemui.
Bahkan lebih dari 2 ribu kasus perhari.
"Sehari ada 1.700 (sampel dites) PCR, untuk rapid antigen sisanya dari total 10 ribu sesuai ketentuan new record dari Kementerian Kesehatan," jelasnya. ( Tribunjogja.com )