Melihat dari Dekat, Para Relawan Membuat Peti Jenazah yang Didonasikan ke RS Rujukan Covid-19

Mereka, adalah para relawan yang mendonasikan peti dari hasil produksinya itu, ke rumah sakit rujukan Covid-19. Utamanya, ke RSUP Dr Sardjito dan RSA

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Ahmad Syarifudin
Capung Indrawan (kaos merah memegang gergaji listrik) bersama sejumlah relawan sedang memotong papan multiplek untuk dibuat menjadi peti jenazah di rumahnya, di Nogotirto, Gamping, Sleman. 

"Saya berharap ini menjadi trigger agar bisa diikuti oleh kelompok lain. Di segala lapisan masyarakat. Harapannya, bisa membuat peti sendiri," kata Capung.

Donasi peti jenazah ini sudah dilakukan sejak tanggal 5 Juli 2021 lalu. Pihaknya berharap produksi segera berakhir yang artinya, angka kematian Covid-19 sudah menurun. Namun, apabila masih dibutuhkan, Ia menargetkan bisa memproduksi sekitar 30 peti tiap hari. 

Butuh Peran Bersama 

Menurut Capung, penanggulangan wabah Covid-19 bukan semata menjadi tanggungjawab pemerintah saja.

Semua orang bisa berperan. Bukan hanya mereka yang punya modal. Tapi setiap orang yang memiliki skill apapun bisa membantu. Minimal setiap individu bisa berperan untuk dirinya sendiri. 

Ia sangat yakin, komitmen masyarakat Yogyakarta yang kental akan gotong royong dan kebersamaan sanggup menangani pandemi. Capung mengajak semua individu untuk berperan. 

Baca juga: Pengakuan Pelaku Perusakan Mobil Ambulans SAR DIY, Terprovokasi Hoax Ambulans Kosong 

"Ayo Yogyakarta harus bisa survive, mengurusi diri sendiri," tuturnya. 

Juru Bicara Alumni Gelanggang Mahasiswa UGM untuk pengadaan peti, Yudho Herlambang menambahkan, pembuatan peti jenazah tidak lepas dari adanya donasi.

Diceritakan, saat pertama Capung mengabarkan kondisi RS yang sedang krisis peti jenazah dan menggagas untuk memproduksi, Yudho lalu menuliskan gagasan itu di sosial media. 

"Saya aktif di FB. Saya menulis tentang gagasan ini dan foto contoh peti kami. Saya meyakinkan, ini bukan wacana maupun gagasan kosong," kata dia. 

Gayung bersambut. Postingan di media sosial tentang donasi peti jenazah dibagikan dan mendapat banyak respon dari pelbagai kalangan.

Bahkan, kata dia, ada pihak yang sedang rapat ingin memberikan donasi ke RS namun masih bingung dalam bentuk apa, tapi ketika melihat postingan di media sosial soal donasi peti jenazah, akhirnya diputuskan mendonasikan bantuannya untuk itu. 

"Gagasan donasi peti jenazah ini akhirnya getok tular kemana-mana. Saling mengabarkan dan mengirim donasi, baik kelompok maupun pribadi. Ada juga netizen di FB, tanpa dikenal langsung mengirim donasi," kata Yudho.

Pria yang hobi fotografer ini berharap, gerakan donasi peti jenazah ini terus bergulir.

Bukan hanya di Yogyakarta, namun bisa diikuti kelompok di daerah-daerah lain yang memang sedang krisis peti jenazah. Sehingga, harapannya semua bisa berperan dan pandemi akan segera terselesaikan. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved