Sehari, Petugas Pemulasaran di Sleman Tangani 20 Jenazah Covid-19, 18 Orang Meninggal di Rumah
Posko layanan dekontaminasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman melaporkan data harian permohonan untuk pemulasaran
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Posko layanan dekontaminasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman melaporkan data harian permohonan untuk pemulasaran dan pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19.
Dalam sehari, pada 12 Juli 2021 kemarin, tercatat ada 20 kali permintaan pemulasaran jenazah.
Di mana 18 orang di antaranya meninggal di rumah.
"Layanan pemulasaran (jenazah) Covid-19 sebanyak 20 kali. 18 meninggal di rumah. 1 jenazah meninggal di jalan Pasar Jangkang. 1 jenazah ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) di tepi jalan, Berbah, pemulasaran oleh RS Bhayangkara," terang Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman, Makwan.
Baca juga: Inilah Perbedaan Besaran Gaji PNS dan PPPK 2021, Berikut Rincian Tiap Golongan dan Tunjangannya
Selain pemulasaran pada 12 Juli 2021, posko dekontaminasi juga menerima permohonan pemakaman dengan protokol Covid-19.
Di mana dalam sehari, hingga pukul 23.00 WIB, telah menerima permintaan pemakaman sebanyak 59 kali.
Di mana 56 jenazah sudah berhasil dimakamkan hari itu juga.
"Sedangkan 3 lainnya, dilanjutkan pagi ini (Selasa 13 Juli)," jelas Makwan.
Mulai Kewalahan
Angka kematian yang harus dimakamkan dengan protokol tetap Covid-19 di Bumi Sembada mengalami peningkatan signifikan pada Juli 2021 ini.
Alhasil, tim pemakaman dan pemulasaran jenazah Covid-19 di posko dekontaminasi BPBD Kabupaten Sleman mengaku mulai kewalahan.
Beruntung, saat ini ada bantuan personel dari sejumlah relawan, komunitas, maupun Kalurahan yang sudah memiliki tim pemulasaran dan pemakaman sendiri, sehingga cukup membantu dalam proses penanganan jenazah.
"Dibilang kewalahan, ya kami kewalahan. Tapi ini demi kemanusiaan. Kami beruntung, sekarang dibackup tim dari kalurahan, komunitas dan relawan," kata Koordinator Posko dekontaminasi Covid-19 BPBD Sleman, Vincentius Lilik Resmiyanto, dihubungi Tribun Jogja, kemarin.
Di awal Juli ini, di Kabupaten Sleman ada peningkatan permohonan pemulasaran dan pemakaman jenazah dengan protap Covid-19.
Dalam kurun waktu, dua belas hari ini saja, terhitung pada 1 - 12 Juli 2021 siang, diakui Lilik sudah ada 412 jenazah, baik suspek, probable maupun konfirmasi yang dimakamkan dengan protap Covid-19.
Ia merinci, dari jumlah tersebut paling banyak pasien meninggal di rumah sakit rujukan. Jumlahnya sekitar 302 orang. Lalu, yang meninggal di rumah dilaporkan ada 110 orang.
"Pemakaman hingga 12 Juli 2021, pukul 15.00, sebanyak 412 (jenazah). Yang meninggal saat Isoman, 110 (orang)," kata Lilik.
Ia juga tidak menampik, selain pasien meninggal di Rumah Sakit dan di rumah, pada bulan Juli ini, ada tiga orang yang meninggal dunia di dalam mobil saat sedang mencari rumah sakit rujukan Covid-19.
Baca juga: Kisah Kades di Klaten Ikut Bantu Warga Jadi Penggali Kubur Covid-19
Bekerja 24 Jam
Lilik mengungkapkan, posko dekontaminasi memiliki 7 tim (regu) pemakaman dan pemulasaran jenazah Covid-19.
Di mana masing-masing tim beranggotakan 7-8 orang. Saat menjalankan misi pemakaman maupun pemulasaran, anggota dalam satu tim saling berbagi tugas, ada yang bertugas sebagai driver, sprayer dan pengangkut peti.
Mereka bekerja 24 jam, dengan sistem shifting. Pagi hingga petang dan malam.
"Dalam satu kali shift, kami menerjunkan 3 sampai 4 tim. Mereka bekerja sampai petang, lalu beristirahat. Dilanjut tim berikutnya. Bergantian. Tim bekerja 24 jam," kata dia.
Pelanggaran Menurun
Pemerintah Kabupaten Sleman telah melakukan evaluasi penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, pada Senin (12/7/2021) kemarin.
Evaluasi yang dilakukan secara virtual itu, dipimpin langsung oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo.
Menurutnya, hasil laporan dari seluruh Panewu (camat), secara umum penerapan PPKM Darurat di Kabupaten Sleman berjalan dengan baik.
Kendati demikian, masih ditemui sejumlah pedagang yang melanggar. Di mana laporan operasi penegakkan dari tanggal 3-9 Juli 2021, terdapat 186 pelanggaran.
"Jumlah pelanggaran tersebut mengalami penurunan setiap harinya, di sejumlah Kapanawon," terang Kustini.
Ia memberi arahan kepada seluruh Panewu agar terus melakukan monitoring tentang penerapan PPKM Darurat.
Mengingat, kasus Covid-19 di Sleman terus bertambah. Hingga kemarin, angkanya sudah mencapai 27.273 kasus.(rif)