EURO 2020
ITALIA 3-2 INGGRIS: Inilah yang Memotivasi Bonucci Dkk Kalahkan Inggris di Final Euro 2020
Diungkapkan Bonucci, chant suporter Inggris yakni 'Football's Coming Home' justru memberi motivasi lebih untuk timnya di pertandingan final ini.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM- Leonardo Bonucci memainkan peran bintang dalam kesuksesan tim nasional Italia pada final Euro 2020 di Wembley, Minggu (11/7/2021) atau Senin dini hari WIB, seusai berhasil mencetak gol penyama kedudukan dan kemudian mengonversi penalti di adu penalti yang dimenangkan timnya 3-2.
Keberhasilan Azzurri meraih trofi Euro 2020 adalah malam kejayaan bagi pemain berusia 34 tahun, yang memecahkan rekor negaranya untuk penampilan terbanyak di Kejuaraan Eropa dengan 18 pertandingan dan itu sekaligus memperpanjang derita bagi Inggris, yang telah 55 tahun menunggu kemenangan turnamen besar.
Diungkapkan Bonucci, chant suporter Inggris yakni 'Football's Coming Home' justru memberi motivasi lebih untuk timnya di pertandingan final ini.
"Tentu saja. Kami mendengarnya hari demi hari sejak Rabu malam sejak pertandingan Denmark (semifinal) bahwa piala itu akan pulang ke London," kata Bonucci dilansir Tribun Jogja dari laman Sky Sports.
“Maaf untuk mereka, tetapi sebenarnya piala itu akan membawa penerbangan yang bagus ke Roma dan dengan cara itu orang Italia di seluruh dunia dapat menyelamatkan kompetisi ini," lanjutnya.

Kemenangan itu memperpanjang rekor tak terkalahkan Italia menjadi 34 pertandingan, seolah menebus kegagalan mereka lolos di Piala Dunia 2018.
Bonucci mengatakan masa depan skuad di bawah Roberto Mancini bagus.
"Kemenangan ini benar-benar membuktikan bahwa begitu Anda melangkah sejauh ini, yang perlu Anda lakukan hanyalah mencoba dan memberi diri Anda dorongan untuk kembali ke puncak," tambahnya.
“Anda harus menginginkannya lebih dari apapun, ini adalah kebangkitan untuk sepak bola Italia, dan saya yakin skuad ini dan pelatih hebat ini akan menjadi berita utama di masa depan," lanjutnya.
“Kami percaya sejak hari pertama ketika kami semua bergabung, ada perasaan berbeda di udara dan itu telah terjadi,".
"Kami tidak pernah bosan bersama atau menghabiskan waktu bersama, kami memiliki hasrat membara untuk tetap bersama dan itu luar biasa," tambahnya.
Pada partai final Euro 2020, Gli Azzurri, julukan timnas Italia lebih dulu tertinggal lewat gol cepat full back Inggris, Luke Shaw (2'), sebelum mampu menyamakan kedudukan lewat gol Leonardo Bonucci (66'), sekaligus memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.
Bermain sama kuat hingga babak tambahan, Italia mengunci kemenangan berkat keunggulan 3-2 pada babak adu penalti.
Bagi Gli Azzurri, ini merupakan gelar juara kedua setelah sebelumnya pernah menjuarai Piala Eropa di 1968 dan dua kali sebagai runner-up di Piala Eropa 2000 dan Piala Eropa 2012.

Sedangkan bagi Inggris, ini memperpanjang derita mereka yang harus menanti lebih dari 55 tahun lamanya untuk meraih trofi juara sejak menjuarai Piala Dunia 1966 di Wembley.
Pendukung Inggris bak menerima karma buruk sekaligus menelan ludah mereka sendiri, sebab 'mantra' Football's Coming Home yang mereka serukan, kembali gagal diwujudkan. Justru berbalik menjadi Football's Coming Rome sebagaimana diplesetkan pendukung Italia.
Sementara itu, pelatih kepala Italia Roberto Mancini menambahkan satu lagi trofi ke kabinetnya, melengkapi pergantian sensasional tim nasional, yang gagal lolos ke Piala Dunia tiga tahun lalu.
"Tidak mungkin bahkan untuk hanya mempertimbangkan ini pada satu tahap, tetapi orang-orang itu luar biasa. Saya tidak punya kata-kata untuk mereka, ini adalah grup yang luar biasa. Ini adalah pertandingan yang sulit yang dibuat jauh lebih sulit setelah gol awal mereka. Selain itu mantra awal, kami mendominasi pertandingan," ujar Roberto Mancini.
“Kami senang untuk orang-orang dan publik Italia karena mereka benar-benar pantas mendapatkan ini setelah periode yang sulit. Ini adalah kegembiraan yang luar biasa bagi kami," lanjutnya.
"Memenangkan Kejuaraan Eropa untuk pertama kalinya sejak 1968 dan membawa pulang trofi, saya pikir itu adalah sesuatu yang luar biasa,".
"Itu (menangis) adalah emosi yang terjadi setelah mencapai sesuatu yang luar biasa. Itu adalah emosi melihat orang-orang merayakan dan para penggemar di tribun. Melihat semua yang berhasil kami ciptakan, semua kerja keras yang telah kami lakukan selama tiga tahun terakhir tetapi khususnya 50 hari terakhir yang sangat sulit," lanjutnya.
“Faktanya kami mampu menempa semangat tim ini selama 50 hari terakhir, mereka benar-benar telah menciptakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan ke depan. Mereka akan selalu identik dengan kemenangan ini," tambahnya.
Ia mengungkapkan, dibutuhkan sedikit keberuntungan ketika sebuah pertandingan harus ditentukan melalui adu penalti.
Ia pun merasa sedikit kasihan pada Inggris, karena mereka juga menjalani turnamen yang hebat.
"Tim telah berkembang pesat dan saya pikir kami dapat berkembang lebih jauh. Kami sangat senang untuk semua orang Italia. Saya tidak punya kata-kata untuk orang-orang ini!," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM/ HAN)