ART CULTURE

Jaga Denyut Seni di Masa Pandemi Bersama Time (to) Wonder

SENI adalah sebuah bidang yang sama terpukulnya dengan industri-industri lain dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Agus Wahyu
Jaga Denyut Seni di Masa Pandemi Bersama Time (to) Wonder - menjaga-denyut-seni-di-masa-pandemi-lewat-artjog-mmxxi.jpg
Dokumentasi ARTJOG
Karya instalasi Farid Stevy dan sang bapak, Asto Puaso berjudul 'Dongo Dinongo Reactor' di ARTJOG MMXXI: Arts in Common – Time (to) Wonder di Jogja National Museum (JNM), Yogyakarta.
Jaga Denyut Seni di Masa Pandemi Bersama Time (to) Wonder - art-kultur.jpg
DOK. ARTJOG
MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno ketika meresmikan pembukaan ARTJOG MMXXI: Arts in Common – Time (to) Wonder secara daring, Kamis (8/7/2021) lalu.

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Seni adalah sebuah bidang yang sama terpukulnya dengan industri-industri lain dalam menghadapi pandemi Covid-19. Beragam geliat modifikasi seni pada masa pandemi pun gencar dilakukan.

Pertemuan tatap muka konvensional kini terkonversi ke dalam suatu ruang maya yang dilakukan oleh hampir semua orang termasuk seniman, pekerja seni, pegiat, dan penikmat seni dalam rangka menjaga ekosistem seni agar terus tetap berjalan.

Satu di antaranya, festival tahunan seni rupa terbesar di Indonesia, ARTJOG MMXXI di Jogja National Museum (JNM), Yogyakarta, yang dibuka secara daring melalui website www.artjog.id, kanal media sosial Instagram @artjog.id dan kanal YouTube Kill the TV, Kamis (8/7/2021), akan berlangsung hingga 31 Agustus mendatang.

Sekadar informasi, pembukaan ARTJOG dilakukan secara daring, lantaran bertepatan Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Acara ini dipandu Marzuki Mohammad dan kemudian diresmikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.

Pembukaan ARTJOG MMXXI: Arts in Common – Time (to) Wonder turut dihadiri secara daring oleh jajaran pemerintahan pusat dan daerah, sektor swasta, seniman partisipan, dan pengelola festival, segenap pendukung dan pencinta seni.

Sandiaga Uno menyampaikan, bahwa pemerintah siap turut memberi perhatian, motivasi dan dorongan kepada masyarakat pelaku ekonomi kreatif, meskipun pada saat pandemi seperti ini, dan memberi apresiasi kepada ARTJOG atas konsistensinya.

“Seni budaya telah berkembang menjadi produk ekonomi kreatif, menjadi satu industri tersendiri, membuka lapangan kerja, menjadi penopang perekonomian negara. Gagasan, ide dan kreatifitas teman-teman ARTJOG dan Mas Heri Pemad ternyata menjadi nilai tambah, menjadi satu lokomotif dari sisi ekonomi kreatif kita,” ujar Sandiaga.

"Pemerintah akan terus memberi perhatian dan memberi perlindungan untuk produk-produk yang meliputi kekayaan intelektual salah satunya seni rupa ini perlu kita lindungi," tambahnya.

ARTJOG MMXXI: Arts in Common – Time (to) Wonder menampilkan karya-karya 41 seniman (perorangan maupun kelompok), yang semuanya tinggal dan bekerja di Indonesia. "ARTJOG ingin tetap konsisten memberikan kontribusi dengan menyediakan ruang presentasi untuk eksplorasi artistik para seniman kontemporer," kata Direktur ARTJOG, Heri Pemad.

Heri mengakui, bahwa situasi hari-hari ini sangat tak menguntungkan untuk perhelatan seperti ARTJOG. Namun perubahan-perubahan kebijakan publik selama masa pandemi, justru menantangnya untuk merencanakan segala sesuatunya dengan lebih rinci.

"Kita berhadapan dengan periode yang tak menentu, yang membuat kami harus semakin terbiasa dengan antisipasi dan improvisasi," katanya.

Adapun tema 'Time (to) Wonder' dipilih lantaran praktik seni rupa dapat mempersoalkan waktu dengan pengertian yang lebih luas dan tak terjangkau sains. Para seniman akan menyumbangkan gagasan yang menarik soal waktu.

"Jadi sejak 2018 itu, Art jog mengusung satu agenda ingin membuat pameran trilogi, seri pameran yang dirangkai dengan tema khusus. Pada 2019 kami berhasil menyelenggarakan edisi pertama dari trilogi Art in Common, mengangkat tema tentang ruang. Bicara tentang ruang dan lingkungan hidup, bagaimana seni memberikan inspirasi kepada kita untuk hidup dengan berbagai makhluk hidup di muka bumi," ujar seorang tim kurator pameran, Agung Hujatnikajennong. 

Dongo Dinongo Reactor
SATU di antara seniman terpilih yang merespon tema Time (to) Wonder, ialah vokalis band FSTVLST sekaligus seorang perupa, Farid Stevy, melalui karya instalasi berjudul 'Dongo Dinongo Reactor'.

Dijelaskan Farid, Dongo Dinongo Reactor merupakan project keluarga, spesifiknya bersama sang bapak, Asto Puaso, yang jauh hari sebelumnya sudah dilakukan serta tidak dibayangkan sebelumnya akan menjadi sebuah presentasi seni.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved