Wabah Virus Corona
UPDATE Data COVID-19 Hari Ini Senin 5 Juli 2021: Rekor Lagi 29.745 Kasus, Jumlah Total 2.313.829
Pada hari ini saja Senin (5/7/2021) hingga pukul 12.00 WIB, dari data update virus corona, penambahan kasus harian mencapai 29.745 kasus.
Tribunjogja.com - Jumlah penambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia semakin bertambah.
Pada hari ini saja Senin (5/7/2021) hingga pukul 12.00 WIB, dari data update virus corona, penambahan kasus harian mencapai 29.745 kasus.
Jumlah penambahan kasus hari ini merupakan angka tertinggi sejak pandemi Covid-19 pertama dideteksi di Indonesia 2 Maret 2020 silam.

Dengan penambahan kasus hari ini maka total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 2.313.829 orang.
Informasi ini disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 kepada wartawan pada Senin sore. Data juga bisa diakses publik melalui situs Covid19.go.id.
Baca juga: Perhatikan, Ini Obat dan Vitamin Bagi Penderita Covid-19 dengan Gejala Ringan Menurut Saran Dokter
Pasien sembuh dan meninggal
Data yang sama juga menunjukkan bahwa ada penambahan 14.416 pasien sembuh akibat Covid-19 dalam waktu 24 jam terakhir.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Dengan demikian, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh di Indonesia hingga saat ini mencapai 1.942.690 orang.
Akan tetapi, jumlah pasien yang meninggal setelah terpapar Covid-19 juga terus bertambah.
Pada periode 4-5 Juli 2021, ada 558 pasien Covid-19 yang tutup usia.
Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 mencapai 61.140 orang sejak awal pandemi.
Dengan data tersebut, maka saat ini tercatat ada 309.999 kasus aktif Covid-19.
Prediksi gelombang Covid-19 Indonesia

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman malah memprediksi puncak kasus Covid-19 di Indonesia akan terjadi akhir bulan Juli ini.
"Situasi ini masih akan berlanjut sampai mendekati akhir bulan ini sebagai puncaknya. Apalagi kita ini di tengah situasi di mana semakin banyak pasien yang tidak tertangani," ujarnya seperti yang dikutip Tribunjogja dari Tribunjateng.com, Senin (5/7/2021).
Menurut dia, angka laporan kasus saat ini yang memang mengalami peningkatan dinilai belum terlalu tinggi, lantaran testing yang dianggap kurang optimal.
Ia pun berharap penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 20 Juli dapat memaksimalkan upaya testing itu.
"Karena memang sudah sangat banyak ini laporan kasus, (tapi-Red) kita belum menunjukkan peningkatan yang berarti, karena memang testingnya juga 'segitu', belum meningkat. Kami harapkan dari PPKM Darurat itu (testing-Red) bisa 500.000," ujarnya.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Kebutuhan Oksigen di DI Yogyakarta Naik jadi 47,6 Ton Per Hari
Sehingga nantinya, Dicky menyatakan, pemerintah bisa menemukan banyak kasus infeksi baru, kemudian segera ditindaklanjuti melalui upaya isolasi, baik mandiri maupun yang difasilitasi pemerintah.
"Dan langsung isolasi/karantina, mau mandiri atau difasilitasi," tukasnya.
Dicky pun menekankan, keterbatasan fasilitas layanan kesehatan akibat lonjakan pasien covid-19 seharusnya menjadi momen yang tepat bagi pemerintah untuk serius mengedukasi masyarakat terkait dengan bagaimana cara mengisolasi diri di rumah.
"Tapi yang jelas, saat ini sudah waktunya memberikan edukasi pada publik bagaimana dan apa yang harus dilakukan kalau isolasi mandiri," tandasnya.
Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Tri Yunis Miko Wahyono meminta pemerintah memberikan buku saku pelaksanaan isolasi mandiri kepada setiap RT dan RW.
Menurut dia, mayoritas masyarakat belum mengetahui benar tata laksana pelaksanaan isolasi mandiri bagi pasien bergejala ringan atau OTG.
"Tugas dari Satgas RT/RW itu menurut saya harus dapat instruksi yang benar. Kalau perlu diberikan buku pedoman isolasi mandiri ke RT/RW.
Dengan begitu bisa mengisolasikan dengan benar, agar tidak menularkan kepada orang lain," katanya, dalam diskusi daring, akhir pekan lalu.
Dalam pelaksanaannya di lapangan, Miko menyatakan, meski warga yang terpapar covid-19 telah melapor ke puskesmas, tidak jarang petugas puskesmas tidak melakukan kunjungan ke rumah warga yang sedang melakukan isolasi mandiri.
"Rapid antigen positif, lapor ke puskesmas. Tapi menurut saya itu bersifat pasif, menunggu laporan ada yang dilihat, ada yang tidak," ucapnya.
Miko menyatakan, kini saatnya pemerintah juga meningkatkan pelayanan kesehatan agar kasus dapat segera turun, serta memperkuat surveilance, selain menerapkan kebijakan PPKM Darurat.
"Segala pembatasan yang dilakukan pada PPKM Darurat ini menurut saya cukup efektif dalam menurunkan kasus covid-19, tapi berapa lama?
Apakah sampai seminggu? Apakah 2 minggu akan turun? Saya masih ragu, saya masih sangsi, jadi dari apakah kemudian sebulan cukup, 1,5 bulan, ya kita tidak tahu," tukasnya.(*)