Kisah Penjual Es Cendol Berkostum Satria Baja Hitam Asal Gunungkidul
Berita pedagang es Cendol di Gunungkidul mengenakan kostum karakter Satria Baja Hitam
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Iwan Al Khasni
ADA Jalan jika ada kemauan. Usaha yang awalnya biasa-biasa saja bisa menjadi perhatian jika punya pemilik punya ide kreatif. Seperti yang dilakukan pedagang es Cendol di Gunungkidul.

Guna menarik perhatian calon pembeli, suami sang pedagang es cendol mengenakan kostum karakter Satria Baja Hitam.
Superhero asal Jepang ini memang satu diantara beberapa karakter superhero terkenal pada era 1990an.
Pria yang mengenakan kostum karakter Satria Baja Hitam adalah Wahyu Prasetya (37).
Dia bersama istrinya berjualan es cendol di pelataran Balai Pedukuhan Sawahan 5, Kalurahan Jatiayu, Kapanewon Karangmojo, Gunungkidul.
Berdiri di pinggir jalan Karangmojo-Semin, Satria Baja Hitam sembari menyapa pengendara yang melintas.
Sesekali sambil memegang daftar harga Es Cendol yang dijajakannya.
Sudah pasti aksi itu menarik perhatian warga.
Satu di antaranya Eni, warga asal Kalurahan Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul.
Ia datang bersama anaknya.
"Kemarin saya lihat Es Cendol ini di media sosial, lalu anak saya ngajak ke sini karena penasaran," ungkapnya saat berkunjung pada Rabu (23/06/2021).
Rupanya, putra Eni ingin berfoto dengan karakter superhero favoritnya itu.
Ibu rumah tangga ini mengaku baru kali ini ia menemukan pedagang dengan gaya unik seperti Wahyu.
Pria asal Pedukuhan Pengkol 3, Kalurahan Jatiayu, Karangmojo ini sengaja tampil demikian.
Sebab ia ingin membantu membuat laris jualan istrinya.
Kostum pun ia pesan secara khusus dengan modal Rp 700 ribu.
Ada dua kostum yang ia siapkan, satu di antaranya Ksatria Baja Hitam.
"Kebetulan saya memang mengidolakan Ksatria Baja Hitam sejak kecil," kata ayah dua anak ini.
Wahyu sehari-harinya bekerja di sebuah toko layanan seluler di Kota Yogyakarta.
Namun setelah pendapatan berkurang karena pandemi.
Ia memutuskan pulang dan berjualan cendol bersama istrinya.
Harga cendol yang dijual pun terbilang ramah di kantong.
Ada harga Rp3 ribu hingga Rp5 ribu per porsi.
Harga itu tergantung dari varian isi minuman cendol yang disajikan.
"Bahannya saya buat sendiri, sejak beberapa bulan berjualan hasilnya lumayan," ungkap Wahyu.
Ia sendiri sebenarnya tak menyangka ide kreatifnya itu justru menarik perhatian publik.
Namun pada satu sisi ia bersyukur karena hal itu membuat usaha kecil-kecilan yang dijalankan semakin ramai.
Aksi Wahyu di pinggir jalan bahkan menarik perhatian pengendara yang melintas.
Banyak di antara mereka yang sengaja berhenti sejenak untuk berfoto dengan Wahyu, yang disambutnya dengan ramah.
Pak Ndut, warga asal Semin yang datang bersama anak dan istrinya bahkan memuji usaha Wahyu.
Tak hanya rasa minumannya yang segar dan murah, ia pun terhibur dengan adanya aksi itu.
"Malah kreatif, bikin orang senang dan terhibur, terutama bagi anak-anak," ujarnya.( Tribunjogja.com | Alexander Aprita )