Mantan Danjen Kopassus Dukung Jenderal Andika Perkasa jadi Panglima TNI

Mantan Danjen Kopassus Dukung Jenderal Andika Perkasa jadi Panglima TNI

Editor: Hari Susmayanti
dok.istimewa
KSAD Jenderal Andika Perkasa dan Sang Istri, Diah Erwiany. 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Salah satu kandidat pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI adalah Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa.

Selain Jenderal Andika Perkasa, ada dua sosok lain yang berpeluang menjadi Panglima TNI yakni KSAL Laksamana Yudo Margono dan KASAU Marsekal Fajar Prasetyo.

Orang nomor satu di TNI AD tersebut pun mendapatkan dukungan dari sejumlah pihak untuk menjadi Panglima TNI.

Salah satunya diberikan oleh Agum Gumelar.

Mantan Danjen Kopassus tersebut menilai Jenderal Andika Perkasa merupakan sosok yang tepat untuk menempati jabatan sebagai Panglima TNI melihat kondisi di tanah air saat ini.

"Karena dia pernah menjadi anak buah saya. Jadi saya tahu persis kapasitas Jenderal Andika," kata Agum dengan penuh semangat.

Ditanya soal Laksamana Yudo Margono, Agum Gumelar menyebut sebaiknya Laksamana Yudo ditempatkan sebagai Wakil Panglima TNI.

"Agar dia mendapat kesempatan lebih memahami permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia," lanjut Agum.

Baca juga: Analisis Pengamat Soal Calon Terkuat Pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto

Baca juga: Biodata dan Sosok Laksamana Yudo Margono, Namanya Mulai Menyodok di Bursa Calon Panglima TNI

Sosok Agum Gumelar

Agum Gumelar
Agum Gumelar (SUPERBALL.ID/MOCHAMAD HARY PRASETYA)

Agum Gumelar merupakan purnawirawan TNI AD yang sudah kenyang dengan berbagai operasi militer.

Ia pernah diterjunkan di Kalimantan Barat untuk menumpas Pasukan Gerilyawan Revolusioner Serawak (PGRS) atau yang lebih dikenal dengan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku).

Setelah itu, Agum juga diterjunkan dalam Operasi Seroja di Timor Timur, operasi militer di Aceh hingga di Papua. 

Agum Gumelar menghabiskan masa kecilnya di Bandung hingga selesai pendidikan SMA.

Agum Gumelar kemudian melanjutkan pendidikannya di Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang pada 1969.

Agum Gumelar menikah dengan Linda Amalia Sari putri dari Letjen (Purn) Achmad Tahir, salah satu tokoh militer Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata kabinet Pembangunan IV.

Pasangan ini dikaruniai dua orang anak, Zeke Khaseli dan Ami Gumelar. 

Rekam jejak

Agum Gumelar mengawali karier militernya pada 1973 ketika ia menjabat sebagai staf Kopkamtib.

Pada 1987 Agum Gumelar menjadi Wakil Asintel Kopassus, lalu menjadi Asisten Intelijen Kopassus setahun berikutnya.

Pada 1992, Agum Gumelar menjadi Danrem Garuda Hitam di Lampung dan karirnya menanjak sampai ia menjadi Kasdam I Bukit Barisan hingga 1996.

Setelah itu Agum Gumelar menjadi staf ahli Pangab bidang PolKam dan Pangdam VII WiraBuana di tahun 1996 sampai 1998.

Pada 1998 Agum Gumelar menjadi Gubernur Lemhanas.

Agum Gumelar terjun ke dunia politik pada 1999 ketika Agum Gumelar menjabat sebagai Menteri Perhubungan.

Disaat yang sama, Agum Gumelar juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI periode 1999-2003.

Kemudian Agum Gumelar menjadi Menko Polkam dalam Kabinet Persatuan Nasional pada 2001 di bawah kepemimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Pada tahun yang sama, Agum Gumelar menjabat sebagai Menteri Perhubungan di dalam Kabinet Gotong Royong.

Pada 2004, Agum Gumelar menjadi calon wakil presiden dalam pemilihan presiden dari fraksi PPP bersama Hamzah Haz sebagai calon presiden.

Pada 2007, Agum Gumelar mencalonkan diri dalam Pilkada DKI Jakarta.

Satu tahun kemudian, Agum Gumelar dicalonkan sebagai Gubernur Jawa Barat oleh PDIP namun gagal.

Pada 2011, Agum Gumelar menjabat sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI dan sebelumnya Agum menjabat sebagai Ketua umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) pada 2003 hingga 2007. (1) 

Pada Rabu (17/1/2018), Presiden Joko Widodo melantik Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

Karier Militer

- Ketua Sekretaris Badan Koordinasi Bantuan Pemantapan Stabilitas Nasional Daerah (Bakorstanasda)

- Dan Ton Yonif 323/Siliwangi (1969-1970)

- Dan Ton 1 KI-121 Grup 1 Kopassandha (1971-1972)

- Dan Prayudha (1972-1974)

- Staf Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) dan Badan Koordinasi Intelijen Negara (1973-1976)

- Wadan Team Khusus Satgas Intel (1974-1975)

- Sprin Ka Bakin Dbp. D-III (1975-1980)

- Waka Perwakilan Taipei (1976-1980)

- Dan Karsa Yudha-1 Grup-2 (1981)

- Pgs. Pa Penjarah (1981)

- Dan Karsa Yudha-5 Grup-4 (1982)

- Wadan Grup-4 (1983)

- Waas Intel (1986)

- Pgs. Waas Intel (1986)

- Wakil Asisten Intelijen Komando Pasukan Khusus (Kopassus) (1987-1988)

- Asisten Intelijen Kopassus (1988-1990)

- Asisten Intelijen I Kasdam Jaya (1989)

- Komandan Korem 043/Garuda Hitam (1992-1993)

- Danrem 043/Gatam Kodam II Sriwijaya (1992)

- Direktur A Badan Intelijen dan Strategis (Bais) ABRI (1993-1994)

- Komandan Kopassus ke-13 (1993-1994)

- Kasdam I/Bukit Barisan (1994-1996)

- Staf Ahli Pangab Bidang Polkam (1996-1996)

- Pangdam VII/Wirabuana (1996-1998)

- Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) (1998-1999)

Artikel ini sudah tayang di Surya.co.id di link ini

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved