Pemkot Yogya Wacanakan Operasional Kawasan Malioboro Sampai Pukul 21.00 WIB, Begini Tanggapan PKL

Pemkot Yogya Wacanakan Operasional Kawasan Malioboro Sampai Pukul 21.00 WIB, Begini Tanggapan PKL

TRIBUNJOGJA/ Alexander Ermando
Kawasan Malioboro, Yogyakarta yang tampak lengang pada Rabu (12/05/2021). Adanya larangan mudik ditengarai jadi penyebab sepinya destinasi wisata populer ini. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota Yogyakarta berencana untuk kembali membatasi jam operasional pelaku usaha di kawasan Malioboro.

Mereka diminta untuk tak berjualan di atas pukul 21.00 WIB dalam rangka menekan laju penularan Covid-19 di wilayah ini.

Ketua Koperasi Paguyuban PKL Tri Dharma, Rudiarto mengaku akan mematuhi segala intstruksi dari pemerintah.

Namun menurutnya, kebijakan pembatasan jam operasional dianggap bakal memberi dampak kepada perekonomian pelaku usaha di Malioboro.

Sehingga hal yang perlu diperhatikan adalah penerapan protokol kesehatan secara ketat di kalangan pedagang untuk meminimalisasi potensi penularan Covid-19.

"Bagaimana pun juga, mobilitas ada (berjalan), perekonomian jalan, tapi prokes betul-betul diterapkan. Insyaallah tidak akan terpapar," imbuh Rudi saat dihubungi Tribun Jogja, (21/6/2021).

Karenanya, pihaknya selalu mewanti-wanti anggota PKL Tri Dharma untuk mematuhi penerapan prokes saat berjualan.

Salah satunya dengan menyediakan hand sanitizer di setiap lapak dagangan. Karena penularan berpotensi terjadi saat proses transaksi dilakukan.

Baca juga: Kunjungan Wisatawan ke Malioboro Meningkat, Penegakan Prokes Jangan Sampai Abai

Baca juga: Keluhan Wisatawan Ditendang Pedagang di Malioboro, Paguyuban PKL Minta Jangan Segan Melapor

Pengunjung dan pedagang juga diwajibkan memakai masker.

"Bukan mobilitas yang mempengaruhi peningkatan. Itu hanya salah satu saja. Pembatasan (operasional) itu sejauh ini tidak mengurangi. (Kasus Covid-19) tetap nambah jadi justru yang diperketat adalah protokol kesehatan," imbuhnya.

Rudi menuturkan, rata-rata PKL Malioboro bisa berjualan hingga pukul 22.00 WIB.

Namun jam operasional mereka tergolong fleksibel tergantung dari jumlah kunjungan wisatawan.

Jika tergolong sepi, pedagang biasanya memilih tutup lebih awal.

"Kemarin sebelum Lebaran pun karena pengunjung nggak ada sudah pada tutup sebelum jam 21.00 WIB," pungkasnya.

Lebih jauh, Rudi menuturkan, pada akhir pekan lalu jumlah kunjungan ke Malioboro mengalami peningkatan.

Hal itu merupakan imbas dari penutupan sejumlah destinasi wisata di Kabupaten Bantul.

Wisatawan pun memilih beralih ke destinasi lain, termasuk Malioboro.

Menyikapi adanya sedikit lonjakan pengunjung, pihaknya telah meminta para anggota untuk mematuhi prokes.

"Kita instruksikan betul-betul terkait prokes, sehingga ekonomi bisa berjalan," jelasnya. (Tribunjogja/Yuwantoro Winduajie)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved