Kebutuhan Tinggi, Penjual Sate Kambing di Bantul Terpaksa Datangkan Kambing dari Temanggung
Populasi Kambing di Kabupaten Bantul yang sedikit membuat penjual kuliner olahan kambing putar otak. Salah satu caranya adalah dengan
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Populasi Kambing di Kabupaten Bantul yang sedikit membuat penjual kuliner olahan kambing putar otak.
Salah satu caranya adalah dengan mendatangkan kambing dari daerah lain di luar Bantul.
Manajer Sate Klathak Pak Pong, Muhammad Abdul Nafik mengatakan untuk memenuhi kebutuhan kambing, pihaknya mendatangkan dari Temanggung, Jawa Tengah.
Hal itu dilakukan karena pihaknya kesulitan mencari penyuplai dari Kabupaten Bantul.
Baca juga: PPDB SMP, Disdikpora Gunungkidul Lakukan Verifikasi Calon Pelajar Jalur Afirmasi
"Kalau dulu malah Pak Pong nyari dagingnya di pasar, tetapi karena sekarang kebutuhan semakin banyak ya cari supplier. Penyuplai dari Temanggung, karena kami kesulitan cari di wilayah Bantul," katanya, Minggu (20/06/2021).
Ia menyebut meski banyak peternak kambing di Bantul, namun tidak sebanding dengan penjual kuliner olahan kambing.
"Di Jalan Imogiri saja mungkin ada 50-an yang jualan sate kambing. Mungkin peternak di Bantul lebih banyak suplai ke warung-warung yang kecil," sambungnya.
Nafik mengungkapkan kebutuhan kambing untuk Sate Klathak Pak Pong cukup tinggi. Setiap harinya, paling tidak membutuhkan minimal 25 ekor kambing.
Sebab paling tidak pihaknya menjual 2.000 porsi sate klatham per hari. Sate klathak memang menjadi menu andalan dan ciri khas Imogiri.
Berbeda lagi dengan kebutuhan pada saat akhir pekan atau pada saat liburan. Pihaknya membutuhkan dua kali libat dari kebutuhan hari biasa, yaitu mencapai 50 hingga 60 ekor kambing per hari.
"Kebutuhannya memang besar, sedangkan di Bantul tidak ada yang bisa. Hari biasa itu minimal 25 ekor, bisa 30 ekor. Kalau weekend atau liburan bisa dua kali lipat,50 sampai 60. Kami pilih jenis kambing yang bulunya gembel,umurnya kurang dari satu tahun," ungkapnya.
Baca juga: Ditutup Pada Sabtu dan Minggu, Ratusan Kendaraan Diminta Putar Balik di TPR Parangtritis Bantul
Terpisah, Penjual Kambing di Bantul, Agus Danmo mengatakan untuk kambing sate, ia mendatangkan dari Banyuwangi. Paling tidak ia mendatangkan 100 ekor, namun tidak setiap hari.
"Kalau pas harganya murah baru ambil, nanti dijual lagi ke warung-warung sate kambing di Bantul. Tetapi kalo sekarang sudah nggak ambil (kambing untuk Sate), mulai persiapan untuk Idul Adha,"ujarnya.
Selain menjual, ia juga tengah membudidayakan kambing jenis cross bull. Saat ini baru ada 15 ekor kambing saja.
"Karena dagingnya lebih banyak dan waktunya juga lebih cepat. Saat ini harganya masih mahal, sekitar Rp2,5juta umur tiga bulan. Bisa untuk konsumsi juga. Harapannya bisa untuk memenuhi kebutuhan daging kambing di Yogyakarta, karena memang kebutuhannya sangat tinggi," tambahnya. (maw)