Wabah Virus Corona
5 Fakta Situasi Pandemi COVID-19 di Indonesia Saat Ini Mengkhawatirkan Menurut Para Ahli
Berikut adalah beberapa fakta yang membuat kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia disebut mengkhawatirkan oleh para ahli
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Bed Occupation Rate (BOR) untuk ruang isolasi dan ICU sudah hampir penuh.
Data sampai tanggal 17 Juni 2021 tercatat sekitar 8000 tempat tidur isolasi yang tersedia, sudah terisi 84 persen dan ruang ICU sudah terisi 74 persen.
"Ini angka yang secara psikologis sudah sangat mengkhawatirkan, dan ini angka Jakarta saja. Dan saya kira untuk daerah-daerah mungkin akan lebih tinggi lagi angkanya," ujarnya.
Erlina berkata demiikian, karena menurutnya kapasitas tempat tidur maupun kapasitas ruang ICU di fasilitas kesehatan di daerah-daerah relatif lebih sedikit dibandingkan dengan Jakarta.
Seperti yang terjadi di Jawa Tengah, bahkan BOR dan keterisian ICU sudah mencapai angka 90-100 persen.
"Ini juga mengkhawatirkan, karena ICU itu kita berbicara tentang (risiko) mortalitas (kematian)," ucap dia.
Jika kondisi terus begini, Ketua Umum Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), DR Dr Sally Aman Nasution SpPD, K-KV FINASIM, FACP mengatakan bahwa sistem kesehatan kita akan colaps.
"Sistem Kesehatan Indonesia dapat colaps jika pihak yang berwenang dan terlibat tidak segera melakukan upaya-upaya maksimal untuk penanganan Covid-19 ini," kata Sally dalam kesempatan yang sama.
3. Banyak varian baru

Meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia juga diduga akibat adanya varian-varian baru dari mutasi virus SARS-CoV-2 ini.
Salah satu yang sedang menjadi sorotan dan kekhawatiran adalah varian Delta, yang juga menjadi penyebab lonjakan kasus tinggi di negara India.
Selain itu, Erlina juga menyebutkan varian baru B.16.17.2 diketahui lebih mudah menular 50-60 persen, dan juga berdampak terhadap kesakitan yang lebih parah.
"Kita sangat mengkhawatirkan (kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia), karena salah satunya adalah adanya varian baru," ucap Sally.
Sally menjelaskan, dari beberapa data yang sudah kita dapat saat ini, diketahui bahwa varian-varian baru itu lebih mudah menular dan kalau terkena infeksi biasanya lebih berat atau mematikan.
"Karena lebih menular ini, intinya bagaimana supaya tidak tertular dan menularkan," tuturnya.