Angkringan

Kisah Warung Angkringan Meniko di Kota Jayapura Papua, Jadi Obat Kangen dan Pelepas Rindu

Kisah Warung Angkringan Meniko di Kota Jayapura Papua, Jadi Obat Kangen dan Pelepas Rindu

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Yudha Kristiawan
Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo
Angkringan Meniko di Kota Jayapura Papua 

Ada sate usus, sate ati rempelo, sate telur puyuh, bacem ceker dan kepala, sate bakso, tahu dan tempe bacem, tempe mendoan, bakwan jagung dan bakwan sayur toge wortel kubis.

Menu nasi bungkusnya ada nasi lauk sambal teri, nasi sambal ikan, nasi rica ayam, dan nasi bakar.

Di angkringan ini juga disediakan botok lamtoro atau manding dan pepes telor.

Untuk nasi bungkus atau nasi kucing, porsi nasi dan lauk sedikit lebih banyak daripada nasi kucing ala Yogya atau Solo.

Sedangkan cita rasa lauk pauknya dibuat rerata manis pedas.

Baca juga: UPDATE Gunung Merapi Minggu 13 Juni 2021 Siang Ini: Terjadi 4 Kali Guguran Lava Pijar hingga 1 KM

Angkringan Meniko di Jayapura, Papua
Angkringan Meniko di Jayapura, Papua (Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo)

Bayu Satria, pemilik angkringan ini mengaku tiga tahun terakhir meminjam area di seberang markas Paldam.

Sebelumnya, ia mencoba usaha angkringan jalur menuju Makodam XVII/Cenderawasih. Ia merintis usaha dari nol.

Bayu Satria berdarah Jawa-Sunda. Ayahnya Lamongan Jawa Timur, ibunya dari Jawa Barat.

Bayu bekerja sebagai prajurit TNI di Paldam. Istrinya berasal dari Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Istri saya yang menyiapkan semua masakan," kata Bayu Satria, Sabtu (12/6/2021) malam.

Menurut Bayu, ide membuka usaha angkringan ala Yogya di Jayapura datang dari pakdenya yang sukses di Denpasar, Bali.

Baca juga: Chef Juna Peringatkan Peserta MasterChef Indonesia Season 8 Hati-hati dengan Ucapannya

Angkringan Meniko di Kota Jayapura Papua
Angkringan Meniko di Kota Jayapura Papua (Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo)

"Saya disarankan coba saja di Jayapura," kata Bayu yang lahir dan besar di Papua.

Istrinya juga sama-sama lahir dan besar di Papua. Mertuanya yang asal Bantul, bertahun lalu dikirim ke Wamena, sebagai guru.

Sedangkan ayah Bayu bertugas sebagai anggota TNI, berpindah-pindah penugasan, termasuk di Sorong. Bayu lahir di kota itu.

Menuruti saran pakdenya, Bayu dan istri memulai peruntungan.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved