Potensi Tsunami di Perairan Selatan Jatim, Ini Penjelasan dan Hasil Kajian BMKG

Hasil analisis dan kajian BMKG juga menyatakan bahwa potensi genangan hasil tsunami itu bisa mencapai setinggi 22 meter.

Editor: Muhammad Fatoni
sciencemag.org
ilustrasi gelombang tinggi 

TRIBUNJOGJA.COM - Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi terburuk bencana tsunami akibat gempa bumi yang kemungkinan terjadi di wilayah pantai selatan Jatim.

Peringatan itu disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam webinar Kajian Mitigasi Gempa Bumi Dan Tsunami Di Jawa Timur Jumat (28/5/2021) lalu yang diakses dari Youtube BMKG, Rabu (2/6/2021) malam.

Berdasarkan kajian tim ahli BMKG, potensi terburuk bencana tsunami tersebut setinggi 26-29 meter di perairan selatan Jawa Timur dari gempa berkekuatan 8,7 skala richter, tepatnya di lepas pantai perairan Kabupaten Trenggalek.

"Waktu tiba gelombang tsunami tercepat akan sampai di Kabupaten Blitar dengan waktu tempuh gelombang dari pusat gempa selama 20-24 menit," katanya.

Baca juga: Info Prakiraan Cuaca BMKG DI Yogyakarta Hari Ini Jumat 4 Juni 2021, Wilayah Ini Ada Potensi Hujan

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca BMKG Jumat 4 Juni 2021: Daftar Wilayah Berpotensi Cuaca Ekstrem Hari Ini

Hasil analisis dan kajian BMKG juga menyatakan bahwa potensi genangan hasil tsunami itu bisa mencapai setinggi 22 meter.

"Genangan bisa mencapai 22 meter, ini sampai masuknya juga menjorok cukup jauh ke daratan," tuturnya.

Di Indonesia sejak 2008, menurutnya, memang kerap terjadi gempa dengan beragam magnitudo. Sejak 12 tahun terakhir, kuantitas gempa terbanyak ada pada 2019 yakni 11.920 kali gempa.

Sementara pada 2020 tercatat 8.258 gempa. Sementara kekuatan magnitudonya rata-rata di bawah 5.

Hanya beberapa saja yang di atas 5 dan sifatnya merusak.

"Fenomena tersebut berdasarkan kajian perlu diwaspadai karena gempa dengan magnitudo besar selalu diawali dengan banyak gempa dengan magnitudo kecil," katanya.

Ilustrasi gempa bumi di Indonesia
Ilustrasi gempa bumi di Indonesia (IST)

Di Jatim, menurut catatan BMKG, ada tren aktivitas gempa selama 5 tahun terakhir.

Karena itu, dia meminta pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi sebelum terjadi gempa.

"Bukan berarti pasti ada gempa, kami tidak bisa memberi kepastian apakah ada gempa atau tidak. Hanya saja berdasarkan survei dan kajian, gempa-gempa kecil selalu mengawali gempa-gempa besar," ujarnya.

Generator gempa di Jatim, kata Dwikorita, bersumber dari zona subduksi lempeng di Samudera Hindia dan sesar aktif di daratan.

Sebagai daerah yang berhadapan dengan zona subduksi, maka pantai selatan Jatim berpotensi dilanda tsunami.

Adanya zona seismik gap di pantai selatan Jatim menurut dia patut diwaspadai, karena zona tersebut seharusnya aktif terjadi gempa, namun jarang terjadi gempa signifikan dalam jangka waktu yang lama.

Baca juga: BMKG Deteksi Adanya Siklon Tropis Choi-Wan, Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem 2 Hari ke Depan

Baca juga: Penjelasan BMKG, Heboh SMS Blast Peringatan Dini Tsunami Jatim, NTB, Bali, Jateng

"Di zona tersebut energi gempanya terakumulasi, sehingga berpotensi terjadi gempa kekuatan besar," terangnya.

Pihaknya mengaku sudah turun ke lapangan melihat kesiapan pemerintah daerah di sepanjang pantai selatan Jatim untuk melakukan verifikasi lapangan peta bahaya tsunami sekaligus melakukan pengecekan jalur evakuasi tsunami.

"Kami mengapresiasi persiapan pemerintah daerah, tapi masih ada catatan secara umum seperti jalur evakuasi belum memadai, serta tempat evakuasi sementara di posisi yang sulit dijangkau masyarakat," ucapnya.  (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hasil Kajian BMKG, Potensi Terburuk Tsunami di Pantai Selatan Jatim Setinggi 29 Meter, Genangan 22 Meter"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved