Lebih Dekat Dengan Para Pelatih Asal Jerman, Penguasa Liga Champions Eropa
Tak ada keraguan lagi sekarang: Thomas Tuchel adalah salah satu pelatih terbaik di dunia.
TRIBUNJOGJA.COM - Tak ada keraguan lagi sekarang: Thomas Tuchel adalah salah satu pelatih terbaik di dunia.
Hanya empat bulan setelah ditunjuk menggantikan Frank Lampard, dia membawa Chelsea meraih trofi Liga Champions setelah mengalahkan Manchester City 1-0 di Stadion Do Dragao, Porto, Portugal, Minggu (30/5) dini hari.
Pelatih berusia 47 tahun ini datang saat kondisi The Blues sedang limbung. Oleng di posisi sembilan di klasemen sementara Liga Primer pada Januari, dengan tak seorang pun percaya mereka bisa lolos ke Liga Champions musim depan, apalagi bisa juara Liga Champions musim ini.
Tapi itulah yang dilakukan Tuchel. Dia mengasah lagi skuat bertabur bintang warisan Lampard. Memakai formasi 3-4-2-1 dengan mengoptimalkan lagi para pemain senior yang sempat ditinggalkan Lampard seperti N'Golo Kante, Cesar Azpilicueta, dan Marcos Alonso.
Dia pun memanfaatkan "koneksi Jerman yang ada di timnya. Mereka jadi tokoh sentral di area masing-masing. Di lini belakang ada Antonio Rudiger, sedang di lini depan ada Timo Werner, dan Kai Havertz.
Yang kedua terakhir ini dinilai gagal langsung nyetel di tim. Tapi, di final kemarin mereka tampil luar biasa.
Werner memang beberapa kali membuang peluang, tapi kecepatannya kerap mengacaukan pertahanan City.
Dan Havertz adalah sang pahlawan, dengan gol semata-wayangnya melewati kiper Ederson di menit ke-42.
Sang pelatih tampak larut dalam emosi usai peluit panjang berbunyi di Stadion Do Dragao kemarin.
"Segalanya melintas dengan cepat di kepala saya. Anak-anak saya ada di sekitar; istri saya, orang tua; nenek saya yang berusia 90 tahun sedang menonton di rumah. Memikirkan hal itu membuat saya menangis," katanya.
Tuchel telah meneruskan tradisi dominasi pelatih Jerman di Liga Champions. Pelatih berusia 47 tahun ini mengikuti apa yang dilakukan dua pelatih Jerman sebelumnya yang membawa tim asuhannya jadi kampiun: Jurgen Klopp (Liverpool 2019), dan Hansi Flick (Bayern 2020).
Sementara itu, era pelatih ikonik sebelumnya seperti Pep Guardiola (juara Liga Champions 2009, 2011), Jose Mourinho (2004, 2010), Carlo Ancelotti (2003, 2007, 2014), dan Zinedine Zidane (2016, 2017, 2018) ) tampaknya telah menyurut, jika tak dikatakan telah berakhir.
Zidane mengumumkan kepergiannya dari Madrid setelah beberapa kali mengalami kekecewaan; Ancelotti melatih tim Liga Premier Everton; Mourinho baru-baru ini bergabung dengan klub Italia AS Roma.
Everton, dan Roma masih jauh dari dipandang sebagai kandidat untuk memenangkan Liga Champions.
Tuchel tampaknya telah memicu era para pelatih baru menuju kejayaan. Dia meraih trofi internasional pertamanya setelah gagal di final musim lalu bersama Paris Saint Germain yang takluk dari Bayern Muenchen.