Banyak Mitos Gerhana Bulan untuk Ibu Hamil, Begini Penjelasannya dalam Islam
Mitos gerhana untuk ibu hamil eperti tidak boleh keluar rumah, tidak boleh melihat gerhana bulan, hingga kepercayaan adanya raksasa Batara Kala.

Tribunjogja.com - Fenomena alam Gerhana Bulan Total Super Bloon Moon akan terjadi hari ini, Rabu 26 Mei 2021.
Mengutip dari bmkg.go.id, fase awal Gerhana Bulan mulai pukul 15.46.12 WIB, 16.46.12 WITA, atau 17.46.12 WIT.
Sementara Fase Gerhana Bulan Sebagian akan dimulai pukul 16.44.38 WIB, 17.44.38 WITA, atau 18.44.38 WIT.
Kemudian Fase Gerhana Bulan Total mulai masuk pada pukul 18.09.21 WIB, 19.09.21 WITA, atau 20.09.21 WIT.
Gerhana bulan total mencapai puncaknya pada pukul 18.18.43 WIB , 19.18.43 WITA, atau 20.18.43 WIT.
Ada beberapa mitos ibu hamil saat gerhana bulan, di berbagai wilayah di Indonesia.
Seperti tidak boleh keluar rumah, tidak boleh melihat gerhana bulan, hingga kepercayaan adanya raksasa Batara Kala.
Lantas bagaimana sebenarnya pandangan ibu hamil saat gerhana bulan dalam Islam?
Mengutip ceramah Buya Yahya yang diunggah akun YouTube Al-Bahjah TV, berjudul Mitos Gerhana Pada Ibu Hamil - Buya Yahya Menjawab, terdapat penjelasan soal tuntunan Islam saat gerhana.
Buya Yahya dalam ceramahnya menjelaskan mitos tersebut tidaklah benar.
Serupa yang terjadi di zaman Nabi Muhammad SAW. Saat Sayyidina Ibrahim putra Nabi Muhammad wafat, terjadilah gerhana. Orang-orang mengira terjadinya gerhana karena putra nabi wafat.
Nabi saat itu jug menjelaskan bahwa terjadinya gerhana bukan karena putranya Ibrahim wafat, melainkan karena tanda-tanda kebesaran Allah.
"Salatlah. Kalau Anda menemukan gerhana, maka salat gerhana. Salat gerhana itu bisa salat gerhana dengan 4 rukuk yang panjang dengan ayat yang panjang di masjid," ceramah Buya Yahya.
Baca juga: Bacalah Doa Ini Ketika Terjadi Gerhana Bulan Total Super Blood Moon Mulai Sore Ini
Baca juga: Bacaan Niat dan Tata Cara Salat Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon Hari Ini
Kalau pun tidak bisa melaksanakan salat jamaah, salat gerhana bulan bisa dilakukan sendiri.
"Kalau pun tidak, anda seperti sholat biasa saja, seperti sholat subuh, sholat dua rakaat. Kalau anda tidak bisa jamaah, dua rakaat saja niatkan sholat khusuf, selesai. Memang utamanya 2 kali rukuk kan, kalau anda ribet cukup dua rakaat," jelas Buya Yahya melanjutkan.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044).
Tata cara salat gerhana bulan berjamaah
- Salat sunnah gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi.
- Salat Gerhana Bulan dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah, namun juga dapat dilaksanakan sendiri.
- Menyeru dengan panggilan "Asshalaatu Jaami'ah". Maksudnya adalah panggilan untuk melakukan salat secara berjamaah. Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi gerhana, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyerukan "Ashshalaatu Jaami'ah" (H.R. Abu
Daud dan al-Nasa'i). Tidak ada azan dan iqamah dalam pelaksanaan salat gerhana. Karena azan dan iqamah hanya berlaku pada salat fardhu yang lima.
- Disunnahkan mengeraskan bacaan surat, baik salatnya dilakukan pada siang atau malam hari. Hal ini dilakukan Rasulullah SAW dalam salat gerhana (H.R. Muttafaq alaih).
1. Berniat di dalam hati;
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى
"Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT."
2. Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana salat biasa;
3. Membaca do'a iftitah, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang lain sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih);
4. Kemudian ruku’;
5. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal);
6. Setelah i'tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat lain. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;
7. Kemudian ruku' kembali (ruku' kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku' sebelumnya;
8. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal);
9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku', lalu duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kembali;
10.Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka'at kedua sebagaimana rakaat pertama, hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;
11. Salam
Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristighfar, dan bersedekah.
12. Khutbah
Imam atau orang yang diberi wewenang menyampaikan dua khutbah shalat gerhana dengan tausiyah agar jamaah beristighfar, semakin takwa kepada Allah, tobat, sedekah, memerdedakan budak (pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal), dan lain sebagainya.(*)