Sepi Pengunjung, Kalangan Legislatif Minta Promosi Wisata di Perbukitan Menoreh Ditingkatkan
Sepi Pengunjung, Kalangan Legislatif Minta Promosi Wisata di Perbukitan Menoreh Ditingkatkan
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Kalangan legislatif Kulon Progo meminta pemerintah kabupaten (pemkab) setempat untuk meningkatkan promosi wisata yang terdapat di Perbukitan Menoreh.
Pasalnya, potensi wisata yang dimiliki Kulon Progo tidak diimbangi dengan jumlah kunjungan wisatawan.
Terlebih pada masa libur lebaran 2021 lalu.
Anggota DPRD Kulon Progo, Wisnu Prasetya mengatakan pada momen itu, kunjungan wisata di wilayah selatan lebih diminati daripada di kawasan Perbukitan Menoreh yang berada di wilayah utara Kulon Progo.
Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata (Dinpar) Kulon Progo, kunjungan wisata di kawasan Perbukitan Menoreh seperti di Gua Kiskendo sebanyak 863 wisatawan dengan menyumbang pendapatan sebesar Rp 4,09 juta, Puncak Suroloyo sebanyak 297 wisatawan menyumbang Rp 1,7 juta, Wisata Alam Nglinggo sebanyak 2.389 wisatawan menyumbang Rp 7,17 juta dan Wisata Alam Tritis sebanyak 310 wisatawan yang menyumbang Rp 930 ribu.
Baca juga: Enggan Repot dengan Aturan Penyekatan, Wisatawan Lokal Yogyakarta Pilih Liburan di Pantai Glagah
Sementara kunjungan wisatawan di wilayah selatan Kulon Progo seperti di Pantai Congot sebanyak 5.224 wisatawan, Pantai Trisik 621 wisatawan dan Pantai Glagah 24.960 wisatawan.
Apalagi Pantai Glagah mampu menyumbangkan pendapatan sebesar Rp 149,76 juta.
"Dari situ bisa dilihat perlu adanya pembenahan baik manajemen promosi dan pelayanan. Sebab sektor pariwisata menjadi pemicu untuk mempercepat pemulihan ekonomi di masa pandemi ini," kata Wisnu, Senin (24/5/2021).
Selain itu ia menambahkan, meski sekarang ini tumbuh wisata kuliner mulai dari perempatan Kenteng, Nanggulan hingga Watumurah juga belum memberikan dampak terhadap jumlah wisatawan di wilayah utara Kulon Progo.
Terpisah Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Joko Mursito mengatakan destinasi wisata di wilayah utara telah disertai pendampingan pengelolaan wisata dan pelatihan Cleanliness, Health, Safety & Environment (CHSE) dari Kemenparekraf.
Selain itu, dengan dibangunnya Borobudur Highland di perbatasan Kulon Progo dan Purworejo menjawab kendala terkait persoalan infrastruktur jalan yang selama ini masih sulit dijangkau oleh wisatawan. (Tribunjogja/Sri Cahyani Putri)