Angka Kematian Meningkat, Dinas Kesehatan Kulon Progo Lakukan Kajian 

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulon Progo hingga saat ini masih mengkaji penyebab kematian yang mengalami peningkatan sejak tiga bulan terakhir

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kulonprogo 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulon Progo hingga saat ini masih mengkaji penyebab kematian yang mengalami peningkatan sejak tiga bulan terakhir dimulai pada Maret 2021.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Sri Budi Utami mengatakan pihaknya belum bisa menyimpulkan secara pasti apa penyebab kematian tersebut. 

Dimana lonjakan angka kematian terjadi sejak Maret 2021 sebanyak 12 kasus, April 2021 sebanyak 19 kasus dan Mei 2021sebanyak 27 kasus. 

Dari 27 kasus yang meninggal itu, rinciannya dari Kapanewon Pengasih 6 orang, Wates 4 orang, Galur 4 orang, Panjatan 3 orang, Nanggulan 2 orang, Kalibawang 2 orang, Kokap 2 orang, Sentolo 1 orang, Samigaluh 1 orang, Lendah 1 orang dan Temon 1 orang. 

Baca juga: Menanti Skuat Resmi Timnas Inggris untuk EURO 2020, Ini Sejumah Pemain yang Disebut Sudah Aman

Menurut Budi, mereka sebagian besar yang meninggal dari kalangan lansia. 

Meski juga terdapat pasien dengan usia lebih muda dengan disertai komorbid atau penyakit penyerta. 

Namun demikian, berbagai upaya antisipasi dilakukan oleh Dinkes setempat agar angka kematian tidak semakin meningkat ke depannya. 

Di antaranya mengingatkan semua masyarakat agar tetap patuh terhadap protokol kesehatan (prokes) dan meningkatkan daya tahan tubuh melalui gerakan masyarakat (germas). 

Selain itu, masyarakat yang telah tercatat sebagai penerima vaksin diharapkan tetap mematuhi jadwal vaksinasi. 

"Bila ditemukan masyarakat yang terkena Covid-19 segera memeriksakan kondisinya jangan sampai terlambat. Serta segera melakukan isolasi mandiri. Kami juga menyiapkan ruang isolasi bagi pasien yang terkonfirmasi Covid-19 di RS rujukan. Baik jumlah ketersediaan tempat tidur maupun kesiapan sumber daya manusia (SDM) beserta alat medisnya," kata Budi, Senin (24/5/2021). 

Terpisah, Panewu Pengasih Triyanto Raharja mengatakan setelah ditemukannya 6 warganya yang meninggal akibat Covid-19 upaya antisipasi terus ditingkatkan. 

Mengingat angka kematian di Kapanewon Pengasih cukup tinggi dibandingkan kapanewon yang lain. 

Seperti mendirikan posko di tingkat kalurahan dan kapanewon, membubarkan kegiatan yang tidak sesuai. 

Selain itu mendorong alokasi APBDes untuk operasional dan sarana prasarana (sarpras) penanganan virus corona. 

Serta memberi penanda stiker di tempat umum yang telah menerapkan prokes.

Ia menyebut seluruh warga yang meninggal dikarenakan memiliki komorbid. 

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca BMKG Selasa 25 Mei 2021, 20 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Esok Hari

Senada Panewu Panjatan, Setiawan Tri Widada mengatakan penerapan protokol kesehatan (prokes) di wilayahnya sama seperti wilayah lain. 

Baik kapanewon, puskesmas, kalurahan dan satuan tugas (satgas) Covid-19 di wilayahnya. 

Ia menyebut, angka kematian di Kapanewon Panjatan sebanyak 3 orang yang lansia dan
memiliki komorbid seperti darah tinggi, sesak nafas dan lain-lain. 

"Kami selalu mengimbau kepada masyarakat khususnya para lansia untuk lebih menjaga kesehatannya. Apalagi yang sudah sakit atau bergejala benar-benar diberi perhatian dari anak-anak maupun keluarganya," kata Setiawan. 

Terkait dengan satgas Covid-19 di tingkat kalurahan pihaknya selalu memonitor kegiatan masyarakatnya. 

Semisal akan ada kegiatan hajatan selalu dilakukan pendekatan kepada Shohibul hajat untuk menerapkan prokes dengan ketat. 

Selanjutnya pada hari H juga dipantau oleh satgas kalurahan. (scp) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved