Kematian Hewan Ternak Secara Misterius Gegerkan Warga di Tulungagung, di Perut Ternak Ada Besinya
Kematian Hewan Ternak Secara Misterius Gegerkan Warga di Tulungagung, di Perut Ternak Ada Besinya
Penulis: APS | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, TULUNGAGUNG - Warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung digegerkan dengan kematian delapan ekor sapi dan seekor kambing secara misterius.
Warga yang curiga dengan kematian delapan ekor sapi dan seekor kambing kemudian membedah perut hewan ternak yang mati.
Hasilnya cukup mencengangkan.
Dari dalam perut sapi dan kambing yang mati secara misterius tersebut, warga menemukan benda-benda yang tak lazim.
Mulai dari potongan besi, potongan akar keras, pasir hingga kerikil.
Sontak, temuan benda-benda tak lazim tersebut langsung memunculkan isu soal santet atau warga setempat menyebut dengan istilah jengges.
Namun hingga kini, penyebab pasti kematian hewan ternak milik warga tersebut belum diketahui.
"Ternak yang mati ada delapan sapi milik 3 warga, dan satu kambing milik satu warga lainnya," tutur Kepala Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Mulyono.
Mulyono menuturkan, sapi yang mati jenis sapi perah yang masih produktif.
Gejala awalnya sapi tidak doyan makan, lalu mati mendadak.
Warga awalnya khawatir sapi yang mati disebabkan virus.
"Akhirnya warga berinisiatif membedah sapi yang mati. Di dalam perutnya ditemukan aneka benda tak wajar itu," ungkap Mulyono.
Baca juga: Sebelum Ditenggelamkan, Bocah 7 Tahun di Temanggung Disuruh Makan Bunga Mahoni dan Cabai Oleh Dukun
Baca juga: Perusahaan yang Telat Membayar THR Harus Segera Membayarkan THR beserta Dendanya
Kematian sapi itu membuat warga resah.
Isu aktivitas santet di antara warga pun merebak.
Sebab tidak mungkin sapi dan kambing makan potongan besi.
"Kalau dilogika kan gak bisa, bagaimana besi bisa masuk ke dalam perut sapi dan kambing?" terang Mulyono.
Untuk meredam keresahan warga, pemerintah desa akan mengumpulkan warga.
Mulyono khawatir, ada aksi tuding di antara warga dan bisa memicu aksi main hakim sendiri.
Sementara warga juga mencari "pageran" supaya sapinya tidak ikut jadi korban.
"Semua cari cara sendiri-sendiri supaya sapinya tidak ikut jadi sasaran santet. Istilahnya cari pageran," terang Mulyono.
Kematian sapi yang disengaja biasanya dilakukan oleh pedagang nakal.
Sapi incarannya sengaja diracun agar mati dan bisa dibeli dengan harga murah.
Namun kematian beruntun sejak Mei ini, hewan ternak tidak ada pedagang yang berminat membeli sapi yang mati.
Hal itu menguatkan kecurigaan warga, kejadian itu memang karena aksi santet.
Apalagi kejadian serupa sempat merebak di tahun 2013 silam.
Kala itu nyaris terjadi aksi massa yang menghakimi pelaku.
"Saat itu pelaku saya sembunyikan, dia mau tobat. Semua ilmunya sudah dirontokkan," kenang Mulyono.
Mulyono memastikan, pelaku tahun 2013 tidak beraksi lagi karena sudah tidak punya ilmu santet.
Ia menduga ada pelaku dari luar desanya.
Menurut pelaku yang sudah bertobat, ilmu santet harus diamalkan secara berkala agar tidak menyerang dirinya sendiri.
"Jadi kalau ilmu itu tidak dipakai menyerang hewan atau orang lain, maka akan memakan dirinya sendiri."
"Saya khawatir kematian ternak warga ini karena ada yang mengamalkan santetnya," pungkas Mulyono. (*)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Misteri Kematian Sapi dan Kambing di Tulungagung, Dalam Perut Ada Potongan Besi dan Akar, Disantet?