Paket Makanan Misterius Berujung Maut

Dinkes Bantul Sebut Keracunan Paket Sate Misterius Penuhi Unsur KLB

Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul melakukan penelitian terkait meninggalnya NFP (8).

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com | Dok Polsek Sewon
Polisi melakukan penyelidikan terkait kasus Paket Sate Bakar di Bantul (kiri) | Bandiman pengemudi Ojol yang anaknya jadi korban 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul melakukan penelitian terkait meninggalnya NFP (8).

Warga Padukuhan Salakan, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Bantul tersebut meninggal setelah mengonsumsi sate, Minggu (25/04/2021).

Kasi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Abednego Dani Nugroho mengatakan penelitian tersebut berkaitan dengan keracunan makanan yang mengarah pada kejadian luar biasa (KLB). 

"Ada dua kasus dengan sumber makanan yang dicurigai sama dalam satu locus, dalam satu periode. Yang membuat kita bergerak kemarin adalah dugaan kejadian luar biasa pangannya. Terlepas apakah itu ada unsur pidana atau tidak," katanya, Minggu (02/05/2021).

Baca juga: BREAKING NEWS : Pengirim Paket Sate Misterius di Bantul Terkuak

Ia menyebut landasan penelitian yang dilakukan adalah dengan melihat gejala klinis dan onset (waktu kejadian mulai sakit).

Untuk gejala klinis yang terlihat adalah mual, muntah, gemetar, keringat dingin, dan ada yang tidak sadarkan diri. 

Sedangkan untuk onset, ia menyebut sangat cepat bahkan kurang dari 30 menit hingga korban meninggal dunia. 

"Kita menghadapi banyak KLB mual, onsetnya 6 sampai 8 jam. Itu KLB biasa kita temukan, bisa karena faktor mikrobiologi, bakteriologi, biasanya karena makanan basi. Kecurigaan kami karena onsetnya cepet banget, sehingga mengarah ke kimia," terangnya. 

Dari hasil tersebut, kasus keracunan makanan yang dialami Naba dan kekuarga memenuhi unsur KLB.

Sebab ada dua korban, yang berisiko empat, dan attack rate mencapai 25 persen. 

Melihat dari kategori umur, yang paling tinggi ada umur 41 hingga 50 tahun, karena orangtua korban berumur 47 dan 43 tahun.

Sedangkan untuk case fatality rate berada di umur 0 hingga 10 tahun, karena korban meninggal adalah anak berusia 8 tahun. 

Baca juga: BREAKING NEWS : Sasaran Utama Paket Sate Beracun Ternyata Anggota Satreskrim Polresta Yogyakarta

Sedangkan dari sisi makanan, attack rate paling tinggi adalah sate lontong bumbu campur dan bumbu sate.

Artinya dua makanan itu yang menimbulkan gejala.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved