Kabupaten Bantul
Terdapat 6 Kasus DBD di Puskesmas Bantul II Selama Januari-April 2021
Selama Januari hingga April 2021 jumlah kasus DBD di wilayah Puskesmas Bantul II ialah sebanyak 6 orang.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus kejadian demam berdarah dengue (DBD) di wilayah cakupan Puskesmas Bantul II yang terdiri atas Desa Saptodadi, Ringinharjo, dan Bantul mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
Programmer DBD Puskesmas Bantul II, Carissa, menyebutkan selama Januari hingga April 2021 jumlah kasus DBD di wilayah Puskesmas Bantul II ialah sebanyak 6 orang.
Dengan rincian Desa Saptodadi 2 orang, Ringinharjo 1 orang, dan Bantul 3 orang.
Sementara, selama satu tahun sebelumnya atau Januari hingga Desember 2020, jumlah kasus DBD di Puskesmas Bantul II adalah 121 orang.
Carissa menjelaskan, berdasarkan informasi dari peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM), kasus DBD melonjak setiap 5 tahun sekali dan tahun 2020 termasuk tahun terjadinya lonjakan kasus.
Baca juga: Hingga November 2020, 4 Warga Bantul Meninggal Akibat DBD
Hal itu dikarenakan curah hujan yang lebih tinggi setiap 5 tahunan, sehingga mengakibatkan semakin banyaknya nyamuk Aedes Aegypti.
Ia memprediksi, tahun ini kasus DBD di wilayahnya pun menurun dibanding tahun sebelumnya.
"Siklusnya tiap 5 tahun sekali kalau kata orang UGM karena curah hujan saat itu lebih tinggi. Tahun 2020 memang terjadi lonjakan. Diprediksi tahun ini menurun. Kemungkinan melonjak lagi 2025," ungkapnya kepada Tribunjogja.com, Senin (26/4/2021).
Ia menambahkan, masyarakat patut lebih waspada dengan penyakit DBD saat musim penghujan datang di bulan Oktober hingga Maret.
Satu di antaranya dengan cara aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sesering mungkin. ( Tribunjogja.com )