Ikuti Uji Coba PTM di Sekolah, Siswa SMKN 1 Depok Sleman Ini Senang Bisa Ketemu Teman-temannya

Menurutnya, ini adalah kali ketiga, dirinya bisa langsung bertatap muka dengan teman-temannya, setelah lama tak bersua. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
ribun Jogja / Ahmad Syarifudin
Panewu Depok, Abu Bakar, saat meninjau ruang transit siswa, setelah mengikuti pembelajaran tatap muka di SMKN 1 Depok, Senin (19/4/2021) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Meski tertutup masker, raut kebahagiaan masih bisa terlihat di rona wajah Alfi Laili.

Siswa kelas X SMKN 1 Depok itu mengaku bahagia karena bisa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.

Menurutnya, ini adalah kali ketiga, dirinya bisa langsung bertatap muka dengan teman-temannya, setelah lama tak bersua. 

"Dulu, pernah dua kali praktik jurusan. Ini pembelajaran yang ketiga. Rasanya,  seneng bisa ketemu teman - teman," kata Alfi, seusai mengikuti ujicoba pembelajaran tatap muka, Senin (19/4/2021).

Menurut dia, belajar tatap muka berbeda dengan belajar dari rumah atau lewat online. Lebih enak belajar secara langsung. Sebab, materi yang dijelaskan bisa dikuasai lebih mudah.

"Kalau daring, kadang belum tentu paham," kata dia. 

Meskipun senang bisa mengikuti pembelajaran tatap muka, Alfi mengaku masih sedikit takut. Sebab, penyebaran covid-19 masih cukup tinggi.

Karenanya, ketika berangkat ke sekolah, bekal alat pelindung diri sebagai bagian dari protokol Kesehatan dipersiapkan agar tidak ketinggalan. 

"Saya bawa masker, hand sanitizer, tisu dan alat-alat tulis sendiri," paparnya. 

Sebanyak 10 sekolah tingkat SMA dan SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai melaksanakan ujicoba pembelajaran tatap muka (PTM), pada Senin (19/4/2021).

Satu di antaranya dilaksanakan di SMK Negeri 1 Depok, Kabupaten Sleman. 

Di sana, PTM diberlakukan untuk dua tingkat yaitu kelas X dan XI.

Pelaksanannya dibagi dalam dua shift dan maksimal 50 persen dari kapasitas.

Yaitu, 18 siswa dari jumlah total 36 siswa perkelas.

Shift pertama, bagi kelas X, dimulai pukul 07.30 WIB - 10.30 WIB.

Kemudian, shift kedua, untuk kelas XI, pukul 08.30 WIB - 11.30 WIB.

Dalam sekali shift, ada sekitar 150-an siswa. 

"KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) tiga jam tanpa istirahat," kata Kepala SMKN 1 Depok, Suprapto, ditemui di sekolah. 

Suprapto mengatakan, ujicoba pembelajaran akan dilakukan secara full selama dua minggu dengan skema on-off.

Pembelajaran tiap hari dilaksanakan secara bergantian, separuh siswa masuk ke sekolah, dan separuhnya lagi belajar dari rumah.

"Senin masuk, Selasa off, Rabu masuk, Kamis off. Secara bergantian. Jadi ada yang dapat tiga hari, ada yang dapat dua hari," jelas dia. 

Siswa belajar di sekolah selama tiga jam dengan enam mata pelajaran.

Durasi mata pelajaran, masing-masing setengah jam.

Untuk memastikan selama belajar tatap muka tidak ada kerumunan, pihak sekolah sudah mengatur skema dengan menempatkan petugas di sejumlah titik.

Petugas ini akan mengatur alur saat siswa datang hingga pulang. 

Pertama datang, siswa akan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh, kemudian dilakukan pengaturan, mulai tempat parkir hingga masuk ke dalam kelas.

Menurut Suprapto, siswa yang masuk ruang kelas pertama maka duduk di barisan belakang.

Kemudian, yang datang belakangan maka duduk secara berurutan menyesuaikan.

Begitu juga saat pulang, alur siswa telah diatur supaya tidak saling melewati.

Bahkan, di bagian pintu dan tangga ada petugas yang mengamati. 

"Kami maksimalkan petugas, agar siswa tidak berkerumun. Kemudian, setelah selesai pelajaran langsung pulang," tuturnya. 

Panewu Depok, Abu Bakar, meninjau langsung proses pelaksanaan pembelajaran tatap muka di SMKN 1 Depok.

Menurut dia, sebelum pelaksanaan pembelajaran tatap muka, pihaknya bersama polsek dan koramil juga sudah melakukan peninjauan untuk memastikan standar operasional penerapan protokol kesehatan.

Sebab, kata dia, ujicoba pembelajaran tatap muka di SMK nantinya akan menjadi percontohan atau acuan untuk menggelar pembelajaran tatap muka di jenjang berikutnya.

Tentunya, setelah mendapat izin dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. 

Ia mengatakan, saat pembelajaran tatap muka, ada sejumlah titik yang biasanya rawan terjadi kerumunan, antara lain di perkirakan, lalu gerbang keluar dan masuk.

"Di parkiran, pihak sekolah (SMKN 1 Depok), sudah membuat garis dan jalur. Kemudian titik keluar - masuk. Apakah bergerombol atau tidak. Nanti kita evaluasi," kata dia. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved