Lewat Tyagasvara, Danny Eriawan Rilis Single Anakumahija
Danny Eriawan memasukkan suara Mahija ke dalam musik yang memberi kepekaan baru di telinga saat bertemu melodi vokal Asriuni Pradipta.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Tiap orang akan kembali ke titik nol yang diantar peristiwa penting dalam hidup.
Titik nol bukan berarti kondisi terendah dalam hidup seseorang.
Momen maha penting itu membentuk manusia baru yang disusun banyak pengalaman dari tiap fragmen dalam kehidupan.
Danny Eriawan, musisi yang akrab meramu suara bersama Kua Etnika, Sinten Remen, Nonaria, sampai komunitas Jazz Yogyakarta kini merasai momen indah itu.
Kelahiran Mahija, anak ke-2 musisi yang sudah merilis satu album bertajuk "Reminiscence" itu jadi alasannya.
Baca juga: Gabriela Fernandez Rilis Single Kelima Berjudul On A Sailboat Beneath The Sky
"Kelahiran thole (Mahija) jadi momentum, memberi saya energi sekaligus cara pandang baru. Saya pikir ini saatnya mencari pengalaman baru dalam menemukan lalu meramu bunyi, Danny Eriawan undur diri," ujarnya.
Undur diri bukan berarti Danny pamit dari dunia kesenian.
Hanya saja, ia tidak lagi menggunakan nama 'Danny Eriawan' dalam aktivitas solo kariernya.
Tyagasvara, beber bassist yang dianggap guru dari banyak musisi ini, adalah kendara yang ia gunakan.
Nama baru itu punya makna filosofis yang dalam.
Kata 'Tyaga' diambil dari bahasa Kawi, artinya pemberian Tuhan sementara svara adalah tanda (bunyi) bertemunya berbagai pikiran dan perasaan.
"Orang-orang bisa saja melihat saya sebagai Danny Eriawan ketika berkesenian bersama Kuaetnika dan lain-lain. Tapi ketika saya berpetualang dalam bunyi-bunyi yang lain, tidak ada Danny Eriawan di sana. Tapi, ruang-ruang yang lain itu memberi sekaligus membentuk Tyagasvara itu sendiri," jelasnya.
Dia mempresentasikan bagaimana Tyagasvara di single perdana berjudul 'Anakumahija' yang sudah bisa didengar di banyak platform dengar digital.
Baca juga: Rootbond Rilis Single Religi Sekaligus Umumkan Pergantian Nama Baru
Kawan-kawan musisi, pendengar musik, dan pegiat event cukup terkejut dengan karakter musik 'Anakumahija' saat diperdengarkan untuk pertama kalinya di Cup A Be, Minggu (11/4) kemarin.
"Yang paling ditunggu dari Danny Eriawan adalah solo bass-nya. Tapi di lagu ini saya tunggu kok enggak ada, benar-benar lain dan menyegarkan. Saya kira Tyagasvara sukses melenyapkan sosok sebelumnya," komentar Teguh Joyo Santiko, gitaris band B.U.K.T.U, mengemukakan impresinya.
Hal sama terlontar dari musisi sekaligus produser musik senior, Indro Hardjodikoro. Kompatriot bass Tyagasvara itu merasa sosok Danny lenyap dalam 'Anakumahija'.
Namun ia menemukan satu kesamaan.
"Bunyi yang diolah selalu jujur. Dan saya harap kendara baru ini membuat dia (Danny) selalu jujur dalam mengolah bunyi," ujar Indro.
'Anakumahija' adalah jejak pertama Tyagasvara.
Lagu itu juga medium Tyaga Svara menaruh cinta pada Mahija.
Musisi berusia 46 tahun itu memasukkan suara Mahija ke dalam musik yang memberi kepekaan baru di telinga saat bertemu melodi vokal Asriuni Pradipta yang ia ajak berkolaborasi.
Ia meramu aransemen sampai mixing mastering sendiri.
Baca juga: Fayrush Rilis Single Baru, Cerita di Balik Lagu Romantis Pelukan Terhebat
"Prosesnya menyenangkan. Ketika menjadi Danny Eriawan, saya dimudahkan banyak hal. Tinggal main bersama teman-teman yang diberi bakat musik yang bagus. Ketika berkendara dengan Tyaga, saya melakukannya sendiri. Belajar lagi, dari awal. Ini salah satu bentuk kebahagiaan karena bertemu pengalaman baru ketika kembali ke titik nol," beber Tyaga.
Single yang sudah bisa didengar di banyak platform digital itu diluncurkan bersama artwork garapan Christian Nugroho yang sama kuatnya.
Kicos, sapaan akrabnya, memindahkan tema sekaligus bunyi Tyagasvara ke media visual berupa gambar jejak kaki Mahija.
Bagi Kicos, idenya berangkat dari keputusan Danny yang kembali ke titik nol.
Jejak kaki merupakan tanda pertama Mahija yang akan ditinggalkan lalu menjadi warisan dalam kehidupan. ( Tribunjogja.com )