Bazaar PJSP QRIS di Pasar Beringharjo, Hilangkan Potensi Transaksi Uang Palsu
Bank Indonesia DI Yogyakarta bersama Pemerintah Kota Yogyakarta menyelenggarakan Bazaar Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP).
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bank Indonesia DI Yogyakarta bersama Pemerintah Kota Yogyakarta menyelenggarakan Bazaar Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP).
Agenda tersebut diselenggarakan di Pasar Beringharjo dengan melibatkan 12 PJSP, seperti OVO dan Dana, mulai dari Jumat hingga Minggu (9-11/4/2021).
Bazaar PJSP ini merupakan salah satu cara BI DIY dan Pemerintah Kota Yogyakarta mensosialisasikan terkait penggunaan QR Code Indonesian Standard (QRIS) di kalangan pedagang Pasar Beringharjo.
12 PJSP bakal bergantian melakukan sosialisasi kepada pedagang pasar dan mengajak mereka untuk mendaftar QRIS.
Baca juga: Telah Ikuti Pelatihan CHSE, Tujuh Desa Wisata di Gelang Projo Kulon Progo Siap Terima Wisatawan
“Dari penggunaan QRIS ini, penggunaan uang palsu bisa ditiadakan. Pandemi ini kita harus membatasi mengurangi interaksi, termasuk penggunaan uang tunai,” ungkap Kadri Renggono, Asisten Perekonomian Pemerintah Kota Yogyakarta di sela-sela kegiatan, Jumat (9/4/2021).
Ia yakin, kanal pembayaran QRIS bisa memudahkan pembeli dan penjual karena sistem digital yang transparan dan tidak rumit digunakan.
Setiap transaksi juga tercatat di PJSP, sehingga penjual dan pembeli tidak perlu takut untuk melakukan jual beli dengan QRIS sebagai perantara.
Pembeli hanya perlu mengisi saldo di aplikasi dompet digital dan membayar sesuai dengan harga yang tertera, hanya dengan mengarahkan gawai pintar ke kode yang sudah dimiliki pedagang.
Setelah itu, saldo yang dimiliki pembeli akan berpindah ke pedagang. Transaksi pun selesai dan pembeli tidak perlu membawa uang tunai untuk membayar pembelian.
“Dengan melengkapi usaha menggunakan QRIS, semoga UMKM di Pasar Beringharjo bisa lebih berkembang,” katanya.
Deputi Direktur Bank Indonesia DIY, Miyono menjelaskan bahwa bazaar ini merupakan rangkaian dari acara Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) Qredible DIY yang dibuka beberapa waktu lalu.
Penyelenggaraan ini merupakan upaya untuk mendukung tercapainya program 12 juta merchant QRIS di Indonesia selama 2021.
Arus digitalisasi yang pesat membuat gaya hidup juga berubah. Sehingga, ini perlu direspons cepat oleh pelaku usaha agar tidak ketinggalan.
“Ini program pemerintah, sehingga kami siap mendukung memperluas target, seperti di Pasar Beringharjo, Pasar Prawirotaman,” bebernya.
Dia mengungkap, ini adalah upaya bersama untuk membantu digitalisasi pedagang pasar lantaran mengubah sudut pandang itu tidak mudah.
Menurutnya, di masa pandemi Covid-19, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bisa bertahan adalah mereka yang sudah menyentuh ranah digital, baik dari sisi pemasaran dan pembayaran.
Baca juga: Balita Berusia 2 Tahun Tewas Tersenggol Truk di Tepus Gunungkidul
“Hingga 1 April 2021, secara nasional sudah ada 6,6 juta merchant QRIS di Indonesia. Sementara, di DIY, terdapat 183.760 pedagang yang menggunakan QRIS. Kami menargetkan 312 ribu pedagang bisa menggunakan QRIS di 2021,” tandas Miyono.
Bank Indonesia berharap, ke depan, seluruh pedagang Pasar Beringharjo meningkatkan transaksi nirsentuh agar tetap menjaga protokol kesehatan di masa pandemi. (ard)
